Kamis, 02 Juni 2016



Entah kenapa, saya selalu senang mengendarai motor di kala malam menjelang. Menyusuri setiap likuknya jalan ibu kota, tanpa tujuan, tanpa arah, hanya mengikuti kemauan hati.

Terlebih ketika pertengahan malam datang, hidup terasa bebas. Saya memacu motor secepat yang saya bisa, berteriak dari dalam helm pun bisa, tidak ada yang mendengar. Pun jika ada, mereka juga tidak peduli. Malam ada penjelmaan dari surga, saya pikir. Kita bebas menjadi apa yang kita mau ketika itu.

Berhenti sejenak di warung rokok, menikmati segelas kopi instan atau membeli cemilan. Menyimak cerita para pedagang tentang hidup hariannya maka saya tau bahwa hidup adalah tentang perjuangan. Satu yang belum kesampaian, nongkrong di tempat prostitusi, saya ingin mendengar cerita para penjaja tubuh itu. Hanya sekedar mendengar cerita saja.

Merasakan deru angin yang kencang, jiwa seketika tenang. Sebab kegelisahaan berhasil ditanggalkan barang sejenak. Oh yah tidak lupa, musik. Ah barang haram jika tidak sembari mendengarkan musik, terutama musik folk-pop, supaya perjalnan malam semakin menyenangkan.

Jika semesta mengizinkan, saya ingin menikmatinya bersama anda. Kita jelajah ibu kota dengan sepeda motor tepat malam hari. Akan saya pastikan semuanya aman. Kau hanya perlu bawa mantel tebal sebab angin malam itu jahanam. Kita umbar cerita tanpa malu dan segan, sambil menikmati wedang jahe pinggir jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar