Aktivitas menunggu magrib kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Bukan hanya menunggu waktu berbuka, tapi saya juga menanti jadwal untuk wawancara bersama narasumber (keyinforman) demi kebutuhan skripsi.
Saya dan narasumber tersebut telah membuat janji hari ini. Saya datang tepat pukul 14.00 WIB di tvOne, sesampainya di sana tidak langsung bertemu karena harus menunggu dulu, beliau belum datang. Sekitar satu jam kemudian, beliau datang, ban motornya bermasalah makanya terlambat. Oke tidak masalah, yang penting saya semakin dekat dengan data yang dibutuhkan.
Sudah bertemu ternyata tidak lantas membuat saya bisa langsung mewawancarainya begitu saja. Beliau sedang dikejar editing video, katanya. Lalu menyarankan saya untuk datang lagi selepas magrib atau setelah berbuka puasa. Oke tidak masalah, yang penting saya semakin dekat dengan data yang dibutuhkan (lagi).
Saya sudah terlanjur berada di daerah Pulo Gadung, butuh waktu sekitar 2 jam untuk pulang dan rasanya tidak mungkin. Akan banyak buang energi dan waktu, pun percuma. Saya sempat memutuskan untuk singgah ke tempatnya Batak di Ponti, karena jaraknya cenderung lebih dekat dari pada harus pulang ke Depok. Tapi saya urungkan, sebab takut nanti malah jadinya malas lagi.
Alhasil saya memilih singgah ke Masjid Jayabaya yang masih terletak di area Kawasan Industri Pulo Gadung, hanya beberapa blok dari tvOne.
Di sana sudah banyak orang yang beristirahat, saya pun ikutan. Tanpa sadar malah ketiduran, beruntungnya bangung ketika menjelang berbuka dan langsung dapet tajil dari pengurus masjid. Setelah itu langsung lanjut ke tvOne untuk wawancara.
Sebelumnya saya sudah ke sini, sejak seminggu yang lalu, sudah dua kali datang dan satu kali menelfon. Tapi stuck sampai pihak HRD, yang ujung-ujungnya menyarankan saya untuk menunggu satu-dua minggu lagi, sementara deadline pengumpulan berkas untuk ikut sidang tanggal 30 Juni. Petaka hidup saya apabila hanya menunggu.
Setip hari saya selalu kepikiran, bagaimana caranya mendapatkan data dari keyinforman. Pada akhirnya keputusan saya bulat, untuk menghubungi keyinforman tanpa jalur birokrasi, melainkan secara personal.Satu persatu daftar nama yang saya punya, saya searching di berbagai sosial media. Dari lima nama hanya tiga yang saya dapatkan sosial medianya, dan dari tiga hanya dua yang memberi respon. Nama pertama saya kontak lewat email yang saya peroleh dari hasil stalking twitternya, namun ketika saya email hanya dibalas "Dari mana tau email saya?" setelah itu tidak ada kelanjutan. Nama kedua (yang kemudian menjadi keyinforman) saya hubungi melalu DM twitter dan langsung direspon dengan baik.
Awalnya saya merasa sedikit ragu, apakah etis menghubungi keyinforman apalagi mempunyai jabatan di bidangnya, melalui sosial media. Tapi kembali lagi, saya tidak punya pilihan, waktu terus berjalanan. SEmentara saya harus wisuda tahun ini. Tanpa pikir panjang saya lakukan itu, beruntung saya mendapatkan respon yang baik.
Sesampai di tvOne akhirnya saya bertemu dengan keyinforman itu, namanya mas Tejo dia produser di ILC. Awal ketemu, saya sedikit canggung karena pembawaannya seperti boss pada umumnya. Namun setelah melakukan wawancara dengannya, ternyata beliau cukup santai dan tidak kaku banget.
Dia sempat menanyakan dari mana saya tau bahwa ia adalah produser, saya jawab dari credit title. Lalu saya ceritakan semuanya yang saya alami.
Betapa kagetnya ketika ia menyebutkan beberapa nama yang tak asing di telinga saya: Bang Popon, Bang Ali, dan Bang Pakcik. Dua nama terakhir saya sangat tau, sebab ia adalah senior saya di Aspirasi. Ternyata Mas Tejo ini cukup kenal dengan dunia kampus di UPN circa 90-an, walaupun dia sendiri bukan almamater sana. Beliau juga tau kasus DO-nya Bang Ali, dia pernah menjadi bagian dari gerakan mahasiswa yang menolak keputusan DO tersebut.
Allah benar-benar memberikan kemudahan bagi saya, hal ini terasa banget bagaimana doa saya yang sangatlah jarang dan lebih sering mangkirnya itu, dijabaah melalu cara-cara yang tidak terprediksi sama sekali. Ajaib. Kekuatan tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar