Kamis, 18 Juni 2015

Setelah hubungan percintaan saya berakhir, ada kekalutan di dalamnya yang masih hidup. Namun ternyata terselip pula sebuah kelegaan. Bagaimana tidak, saya pikir dalam hubungan kemarin proses komunikasi kami benar-benar dalam kondisi buruk. Tidak ada yang bisa mempertahankan komunikasi, kecuali sedang bergosip.

Lalu teringat dengan perkataan ibu nya sahabat saya, "Kalau mencari pasangan, carilah yang bisa diajak ngobrol. Nanti kalau kalian tua, tidak ada yang bisa kalian lakukan selain ngobrol."

Saya tidak mungkin menghabiskan masa tua dengan terus bergosip. Atau dengan lawan bicara yang terus menerus menatap layar smartphonenya, kecuali jika dia adalah admin Lazada.

Ucapan ibu nya sahabat saya, kemudian mengingatkan saya pada seorang filsuf Jerman, Nietzsche. Penulis yang disebut sebagai "Pembunuh Tuhan" itu bilang:

"When marrying, ask yourself this question: Do you believe that you will be able to converse well with this person into your old age? Everything else in marriage is transitory."

Komunikasi bukan sekedar mengabarkan jika kita sedang berada dimana; bersama siapa; melakukan apa, tapi bagaimana kita berdua bisa sama-sama menikmati membicarakan hal yang dimengerti sampai yang tidak dimengerti sekalipun. Yah intinya komunikasi.

3 komentar:

  1. aduh senasib pay, komikasi gradasi -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. anjir,,ko lo bisa tau blog gua nge ????????????? ketauan betapa melankolisnya gua nih hahaha

      Hapus
  2. jadi mikir nih pacar pendiem banget :(

    BalasHapus