Sampai detik ini, saya terus berusaha untuk membedakan yang mana cinta murni dan yang mana cinta buta. Saya tak ingin karna cinta, menutup segalanya tentang mu. Saya tak ingin menerima mu begitu saja, pun sebaliknya. Sementara saya membutuhkan partner yang cukup objektif dalam menjalin suatu hubungan, dapat berproses bersama, sehingga bisa melihat diri kita sebagai sesuatu bahan pembelajaran. Yang mana nantinya, sangat berpengaruh pada keharmonisan dalam babak selanjutnya.
Mengutip Efek Rumah Kaca pada repertoir "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" :
"Jika jatuh cinta itu buta. Berdua kita akan tersesat. Saling mencari di dalam gelap. Kedua mata kita gelap. Lalu hati kita gelap"
Karna jika cinta telah membutakan kita maka segala apapun tentang kita menjadi sesuatu yang kita amini, jika tidak disebut sebagai kewajaran. Tapi tidak begitu, cinta-pun butuh evalusi juga toleransi. Sehingga segala sesuatu yang salah tidak lantas dibenarkan begitu saja. Sehingga segala sesuatu yang benar tidak lantas disalahkan. Cinta itu tentang bagaimana sepasang anak manusia saling belajar akan keduanya.
Semoga saja hal ini murni. Semoga pula saya tidak sedang buta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar