Kamis, 27 Agustus 2015

Mereka terlalu paranoid terhadap sebuah simbol. Sebegitu paranoidnya sampai lupa untuk belajar mencari perbedaan antara palu dan bukaan botol. Jangan dulu tanyakan sejarah, mereka banal sekali. Bukan maksud untuk menyombongkan diri bahwa saya lebih tau dari mereka. Tapi sebodohnya saya, tetap mampu bisa membedakan palu dan bukaan botol.

Kemarin mereka panik dan merasa terancam dengan sebuah stiker bergambar arit dan bukaan botol. Salah satu dari mereka dan yang paling muda berkata, "Ini ancaman bagi institusi juga negara." Saya terdiam karna menahan tawa. Kemudia ia balik menanyakan pada saya, "Kamu tau gak ini simbol apa ?" Saya jawab saja tidak. "Ini simbol PKI!" Saya masih menahan tawa. "Lihat tulisan ini," tunjuknya pada sebuah kalimat Ressurection, Empowerment, Break the System. Yang ditafsirkan sebagai jargon kebangkitan PKI. Lalu ia metafsirkan simbol bukaan botol sebagai akan dimulainya babak baru dari PKI. Lagi-lagi saya menahan tawa setengah mati.

Dalam hati saya ingin berkata, "Pak itu akronim dari brand saya. Saya bukan komunis. Saya suka Tan Malaka tapi tak tertarik dengan komunisme ataupun PKI. Bukaan botol itu pun sebagai simbol bahwa saya penggemar beer. Astaga pak! Drama sekali hidup mu!"

Alasan kenapa saya menggunakan simbol arit dan bukaan beer. Sejatinya itu semua adalah bentuk parodi dan sisanya totally bisnis -sama seperti Gramedia yang menjual Madilog-nya Tan. Secara kebetulan saya adalah penyuka beer juga tertarik dengan hal-hal propaganda. Saya butuh simbol yang merepresentasikan itu semua, maka dibuatlah simbol semacam itu. Pun terlalu berlebihan apabila dikatakan sebagai awal kebangkitan PKI. Karna bagi sebuah partai terbesar pada eranya dan yang di black list dalam sejarah Indonesia, tentu mereka tidak akan gegabah dan semurahan ini dalam berpropaganda. Bagi saya PKI sudah larut dalam air laut dan rata dengan tanah, dan tidak akan pernah bangkit lagi.

Analisis mereka sungguh dangkal, jelas saya katakan ini sebagai bentuk paranoid. Sama banalnya dengan ormas keagamaan itu. Hah! Indonesia memang selalu menyediakan beragam keunikan di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar