Kenapa kita sebagai manusia tidak bisa bersikap biasa saja terhadap agama tanpa perlu berlaku inferior ataupun superior terhadap yang lain ? Saya mulai jengah dengan semua ini. Myanmar dilanda banjir besar-besaran dan umat muslim merayakan lantas menghubungkannya dengan kemurkaan Allah karna tindakan atas pembantaian umat muslim di sana. Sementara itu terkadang kita sebagai umat islam pun melakukan hal yang sama kejinya terhadap sesama umat muslim yang lain.
Belum lama, umat kristiani menjadi sasaran umat muslim, lantaran dianggap sebagai fundamental yang kerjaannya me-kristenisasi orang-orang. Di mana agama sebagai sumber keharmonisan ? Jika belum apa-apa, kita mudah terprovokasi lalu memprovokasi. Sesempurna itukah kita sebagai umat islam ?
Bagaimana dengan adzan yang mengumandangkan "Asyhadu alla ilaha illallah" (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah) / "Hayya 'alash sholah" (Mari menunaikan salat) dengan speaker keras di mana tidak semua warga yang tinggal di sekitaran Masjid/Mushola adalah umat islam. Kenapa mereka (non-islam) tidak mengatakan bahwa kita sedang melakukan praktek islamisasi ?
Saya terlahir dari rahim kedua orang tua yang islam. Tapi saya tidak tega apabila kecintaan saya terhadap Allah justru menjadi api untuk sesama manusia yang berbeda, terlebih hanya untuk pembenaran dan atas pemikiran dangkal.
Bagimu Agamamu. Bagiku Agamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar