Selasa, 10 Februari 2015

Sebenarnya banyak hal yang ingin saya tulis. Tapi berhubung saya baru saja mabuk aksara lantaran menulis opini tentang prilaku mahasiswa untuk majalah Aspirasi yang akan terbit nanti, energinya terkuras. Senin tadi semua jadwal berantakan. Awalnya karna saya belum mendapatkan uang pinjaman untuk membayar Herregistrasi sehingga tak bisa mengisi KRS. Lalu hujan lebat seharian. Kemudian secara mengejutkan penyakit nenek kian memburuk, wajahnya membengkak dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan dokter bilang aliran darahnya tersumbat. Semoga keadaannya cepat membaik. Alhasil seharian harus standby di rumah, jaga-jaga kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Janji ketemu Ansor untuk membicarakan soal Turnya band-band Bandung dan Malang, gagal. Rapat newsletter pun gagal, Hersa sepertinya keki, biarlah percuma juga kalau cerita tentang kondisi sebenarnya nanti malah dikira mengada-ngada. Mastering materi kompilasi pun tertunda karna si Item gak ada kabarnya lagi. Ketemu Findi untuk memberikan novel pun ikutan gagal.

Seharian ini saya belum mandi karna sibuk menulis dan mencari pinjaman uang. Beruntung udaranya seperti di Garut, teori saya adalah cuaca yang dingin mampuh meredam bau badan dan itu terbukti. Sekarang mau subuh, jam 10 harus ke bank lalu isi KRS. Tapi belum tidur. Dengerin The Clash sampe diulang beberapa kali, sayangnya mereka terlalu buruk untuk menjadi obat tidur.

Si Iyoung nginep dirumah setelah les desain grafis dan melalang buana mencari cinta. Hidupnya penuh dinamika tapi juga polemik. Kadang kesal karna terlalu banyak mengeluh dan merasa kurang terus, tapi kadang kasian. Namanya juga sahabat. Tumben dengkurannya tidak keras. Ia terpaksa menginap karna bawa motor baru, Depok sedang musim begal. Dikota yang banyak Markas tentara dan polisi dimana-mana, masih bisa serawan ini ? Saya selalu bersikap curiga dengan kondisi seperti ini, pasti ini agenda setting. Lihat saja apa lagi yang akan terjadi nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar