"Hidup ini memang indah takkan pernah sirna, tapi diriku merasa resah" petikan lirik lagu "Rasa" milik Nosstress, unit folk/blues dari Pulau Dewata. "Akankah ini berubah. Atau tetap begini adanya. Berat tetap terasa. Mengapa ?" lanjutannya.
Saya baru tau lagu band itu belum lama. Lebih dulu kenal namanya. Lagunya pun saya dapat dari hasil bluetooth. Saya langsung suka, dia hampir serupa menyejukannya dengan Dialog Dini Hari. Tapi saya tidak akan me-reviewnya kali ini. Saya sedang malas. Saya cuma ingin menyampah di blog ini, karna saya benar-benar sedang gelisah dan (lagi dan lagi) tak bisa tidur. Beruntungnya Andina, teman yang tinggal di Malaysia sana sedang on-chat, sedikit terobati karna ada lawan ngobrol. Jika tidak malam ini bisa berakhir dengan sia-sia dan banyak menghabiskan kuota dan juga tissue (What's you think ?).
Saya teringat obrolan dengan mama di taksi, siang tadi. Topiknya keberangkatan dia ke Papua. Saya juga gak habis pikir ternyata dia benar-benar berangkat. Aneh sih. Karna sebelumnya dia kerja di Kota tapi mengeluh jauh tapi ini malah memilih kerja di Papua. Jelaskan pada saya lebih jauh mana letak Papua dan Kota jika diukur dari Depok ? Mungkin saya sedang gila, sehingga tak bisa membedakan mana yang lebih jauh.
Persis seperti orang yang sedang dilanda stress, saya membakar rokok begitu cepat. Kadar gula malam ini sepertinya bertambah seiring masuknya Roti Coketal dan Susu Cokelat malam ini. Jarang-jarang ini.
Saya tau gelisah karna apa, karna banyak kerjaan yang belum tuntas. Saya was-was tak bisa menyelesaikannya. Bulan ini cukup padat, saya sedang dalam proyek menggarap album kompilasi untuk skena musik Depok yang saat ini stuck pada proses mastering: saya belum sempat ke rumahnya si Item. Lalu, kepalang janji dengan Jeff dan Yavie mengorganisir tur mereka di Depok, syukurnya semua berjalan lancar (nampaknya). Belum tanggung jawab di LPM, status sebagai Pemred benar-benar membuat saya hati-hati dan tak bisa lepas begitu saja bahka ketika sedang tak berada di sekret.
Saya mendengar suara tangis. Saya jadi enggan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar