Selasa, 22 September 2015

Untuk segala hal dalam hidup ini, semuanya perlu mengantri. Aktivitas mengantri terbentuk dalam kondisi di mana semua orang secara tidak terorganisir, bergerak untuk mendapatkan sesuatu yang berharga bagi nya dalam waktu bersamaan. Ketika film A mendadak menjadi box office dan mendapatkan rating tinggi di majalah sinema dunia, otomatis semua orang menjadi penasaran untuk menontonnya dan menyebabkan antrian di loket tiket bioskop akan mengular. Bensin, semua orang butuh itu dan mereka rela berbaris-bergantian untuk mendapatkannya. Hal yang wajar. Sudah seharusnya seperti itu. Bagi yang datang lebih cepat, berhak mendapatkan apa yang diinginkannya lebih dulu. Bagi yang terlambat datang, harap bersabar, tunggu sampai satu persatu orang di depan mu menyelesaikan gilirannya. Yah, hal tersebut normal. Sekali lagi, sudah seharusnya seperti itu. Karna semua orang berhak mendapatkan kesempatannya, yang kita perlukan hanya memberi sedikit ruang untuk toleransi hadir dalam barisan. Pun pada akhirnya nanti, kita akan tiba pada kesempatan yang sama dengan orang-orang yang pernah berdiri menunggu di depan kita untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Tapi bagaimana jika hal tersebut terjadi dalam urusan asmara ?

Entahlah...

Malam ini saya kembali menempatkan repertoir klasik milik Doris Day, Peggy Lee, dan Frank Sinatra sebagai teman membaca sembari menunggu kehadiran nidera. Selasa nanti aktivitas saya lumayan padat, jika telat terpejam barang sedikit maka saya akan berakhir sebagai mayat hidup nantinya: rendah gairah pun menyebalkan. Biarlah jawaban untuk pertanyaan di atas, saya jadikan pekerjaan rumah tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar