Rabu, 23 September 2015

Pagi itu papa yang baru dari kantor setelah lembur seharian, heboh seketika, ia membangunkan saya dengan suara lantangnya. Jam alarm yang telah tersetting pukul 7.30 WIB menjadi sia-sia karna akhirnya bangun lebih awal. Kehebohan terjadi lantaran sebuah amplop cokelat yang ditemukannya di lemari kaca. Amplop cokelat dari Yayasan Yap Thiam Hien yang ditujukan untuk saya dan sudah saya ketahui dari lima hari lalu.

"A nanti harus yang rapi. Pake kemeja. Penting nih," serunya. Saya yang masih setengah sadar menjadi bingung dengan maksudnya. "Ini ada undangan!," tegasnya.

Saya tidak pernah merasa mendapat undangan apapun sebelumnya, toh saya pikir jika pun ada paling undangan pernikahan teman dan kenapa papa harus seheboh ini.

"Ini undangan dari Yap Thiam Hien. Udah baca belum ?" tanyanya. Saya sudah tau lebih dulu soal amplop itu tapi perasaan itu hanya surat biasa. Namun setelah saya periksa dan baca kembali ternyata papa benar.

Di dalam amplop tersebut, saya hanya fokus pada sertifikat-nya saja dan tidak pada selembar kertas yang berisi ucapan permohonan maaf yang ternyata sekaligus undangan untuk menghadiri acara Yap Thiam Hien Human Rights Lectures di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi.

"Dateng tuh. Penting!" ujarnya kembali.

Saya hanya menanggapi dengan santai karna sudah kepalang membuat janji dengan teman untuk menghadiri screening film tentang Kathleen Hanna di Jakarta. Papa masih heboh sendirian bahkan sampai ke grup keluarga di BBM. "Liat nih aa di undang Todung Lubis," tulisnya sembari menyertakan gambar.

Saya hanya tertawa dalam hati melihat kehebohannya pagi itu. Tidak seperti biasanya, dia seperti ini. Saya cukup senang, karna ini sebagai bentuk apresiasi juga bagi saya.

Namun pada akhirnya saya mengurungkan niat untuk datang karna saya sudah punya janji lebih dulu. Biarlah, ini konsekuensi dari kelalaian saya tidak detail membaca suratnya.

Anyway, saya sudah punya jawaban atas pertanyaan yang saya lontarkan sendiri. Untuk urusan asmara tidak perlu mengantri. Bukan berarti harus menyelak. Karna dia beda dengan bensin atau benda-benda lainnya, dan lagi pula kau tidak sedang berurusan dengan benda. Jika sudah ada seseorang di depan mu, maka biarlah. Lebih baik putar arah kemudi. Kecuali kau ingin menunggu dan berharap keajaiban datang. Tentu kemungkinannya sedikit. Namun jika kau tipikal orang yang berkepala batu dan terlampau yakin, jangan sesekali kau lepas perhatian mu pada nya. Siapa tau kesempatan itu hadir diwaktu yang cepat dan tak terduga, jadi kau bisa persiapkan diri mu segera. Yah, semua tergantung kondisi memang.

Belakangan ini saya senang sekali dengan Kings of Convenience, grup musik Norwegia ini membuat isi kepala saya sedikit lebih tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar