Saya tidak pernah menyangka bahwa hari yang saya kira biasa saja ternyata sungguh luar biasa. Seperti hari Senin ini yang lalu, rutinitas hanyalah kuliah dengan para pengajar yang membosankan dan rapat menentukan staff pengurus serta UDR untuk LPM Aspirasi. Sampai saya pulang ke rumah, ternyata ada panggilan yang tak terjawab sebanyak tiga kali dari nomer yang tak saya kenali. Begitu panggilan ke empat saya angkat. Suara pria dewasa di seberang sana mulai bersuara. Pikiran awal kala itu, "Paling ini HRD yang akan memanggil saya untuk datang ke kantornya dan melakukan wawancara." karna dalam beberapa minggu terakhir ini saya memang sedang genjar melamar pekerjaan diberbagai perusahaan via email. Namun saya salah, ketika orang tersebut menyebutkan sebuah nama yang tak asing bagi saya, "Kami dari Yayasan Yap Thiam Hien." seketika saya seakan membeku.
Yap Thiam Hien sendiri adalah tokoh yang menghabiskan hidupnya untuk meneggakan keadilan dan Hak Asasi Manusia, selebihnya kalian bisa mencari biografinya di google. Saya pun baru kenal dengan namanya ketika membaca buku hariannya Gie, dimana sepertinya Gie dan beliau mempunyai kedekatan. Lalu tau akan sosoknya ketika papa membawa pulang Majalah Tempo edisi 3-9 Juni 2013 yang spesial mengupas tentang sosoknya.
Singkat cerita, pada awal November lalu kalau tidak salah. Saya melihat sayembara lomba poster yang diadakan Yayasan Yap Thiem Hien untuk memperingati hari HAM sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Desember mendatang. Saya yang sedang tak ada kegiatan tersebut, secara iseng namun sadar membuat poster. Temanya tentang Lesbian Gay Biseksual Transgender. Saya teringat Reza dan Imam, dua sahabat saya yang seorang Gay dan dari merekalah saya mempunyai tambahan masukan tentang sebenarnya kehidupan orang-orang seperti mereka. Sebelumnya saya juga menaruh respect pada orang-orang seperti mereka karna saya tidak melihat ada hal yang beda kita masih sama yakni sebagai manusia. Karna itu saya membuat poste dengan metode digital kolase dengan dua sosok wanita dan pria yang saling merepresentasikan sosok masing-masing, si pria jadi wanita begitu sebaliknya. Tak lupa saya berikan tagline "Tampil Beda Tanpa Beda Masih Manusia".
Tidak kurang dari 2 jam saya menyelesaikan poster tersebut dan mengirimkannya ke alamat panitia sekaligus fomulirnya. Tidak ada ekspektasi apapun, mengingat poster yang saya buat amatlah sederhana. Oke, satu-satunya goal yang ingin saya tuju ialah menjadi 12 besar karna nantyinya poster saya akan dijadikan kalender tahun 2015 edisi HAM. Sebuah goal yang cukup membanggakanlah untuk seukuran poster seperti itu.
Namun malam ini, pihak panitia menelfon saya. Ia menyuruh saya untuk datang pukul 16.00 Selasa besok. Menurut penuturannya, saya terpilih sebagai 12 besar. Saya langsung lemas dan kegirangan, akhirnya goal saya kesampaian. Lalu, saya sempat kaget ketika mereka menanyakan nomer rekening, karna buat apa menurut saya. Kemudian mereka menjelaskan bahwa saya berhasil menjuarai posisi 3. Hal yang langsung membuat saya senang bukan kepalang. Saya langsung keluar kamar dengan bertelanjang dada dan berteriak ke papa sembari membawa Majalah Tempo edisi spesial Yap Thiam Hien. "Pa, juara 3 lomba poster orang ini," teriak saya sembari menunjuk ke majalah. Secara noraknya, saya langsung menghubungi Pipit (Aspirasi) untuk meliput saya. Hahaha sebuah hal konyol banget. Saya bingung harus melampiaskannya seperti apa. Lagi pula menurut saya ini berita bagus dan harus disebarkan. Hahaha. Malam ini saya senang namun konyol bukan main.
Seperti malam ini akan menjadi malam yang panjang dan menyulitkan tidur kelak. Sudahlah, saya tak bisa membendung kegembiraan ini. Oh yah, Selamat hari HAM sedunia. Jalanlah dengan pilihan hidup masing-masing tanpa saling menghakimi satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar