Beberapa jam ke depan rakyat dunia akan sama-sama menyambut pergantian tahun dari 2014 ke 2015. Semua orang sudah siap dengan rencananya malam ini: ada yang memilih berdua dengan kekasihnya, keluarga, teman, bahkan sendiri. Ada yang sedang berburu terompet atau petasan, ada yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat, ada yang memanjakan diri di rumah, dan ada pula yang sedang tergesah-gesah dengan tugas kuliah. Untuk yang terakhir, saya berada di sana.
Semua orang sibuk mengupdate persiapan, sebagiannya lagi bingung mau kemana, para jurnalis musik sibuk menentukan album lokal dan internasional apa yang terbaik selama setahun ke belakang, jurnalis tv sibuk merangkum kejadian penting selama setahun, paranormal sibuk dibanjiri pertanyaan tentang "bagaimana gambaran kehidupan di 2015 ?" oleh wartawan infotaiment, sebagain dari kita sibuk dengan resolusi, dan saya sibuk dengan diri sendiri yang merintih karna tugas juga rindu keluarga. Tahun kemarin masih merayakannya bareng-bareng. Untuk tahun ini, tidak. Tapi tak apalah, libur UAS nanti semua akan terbayar.
Hari ini saya mengerjakan tugas MPK dengan tidak begitu maksimal, hanya menambahkan beberapa landasan teori sisanya malah mengedit tugas video multimedia. Rayi datang untuk mengambil video perjalanan kita ke Papandayang yang akan ia gunakan sebagai tugas dan mengajak saya untuk camping ke Munara. Tapi saya tolak karna ada janji meliput dengan Pipit. Sebenarnya tergiur sekali untuk ikut, tapi saya tidak mau mengakhiri tahun ini dengan ingkar janji.
Tommy meminta untuk membuat list tentang album lokal dan internasional terbaik selama 2014 versi saya untuk Warn!ng Magazine. Tapi saya cuma membuat list 10 album lokal terbaik. Sejujurnya, membuat list seperti itu adalah perkara yang tidak mudah terlebih Tommy meminta hari ini. Dengan gegabah saya membuat list, hanya lokal saja, setahun ini saya tidak banyak mengikuti perkembangan musik Internasional kecuali yang disajikan melalui media massa.
Sembari menunggu hujan yang beringas perlahan redah, saya takjub dengan setahun ini. Diluar pencapaian apa yang saya dapatkan secara mudah, yah saya menjadi pemimpin redaksi, menang lomba poster HAM, tanpa usaha yang keras. Bahkan untuk menjadi PemRed, saya tidak usaha sama sekali, oh bahkan saya tidak menginginkannya. Hal lucu yang terjadi pada tahun ini. Diluar semua itu, saya takjub dengan diri saya yang menjadi 'Mendadak Rantau' efek dari keluarga pindah ke Garut dan harus tinggal di rumah nenek. Takjub karna meski awalnya terasa susah menjalaninya, tapi sekarang saya masih bisa menulis blog ini dalam keadaan sehat (walau bobot tubuh saya menurun).
Tahun ini pula saya dihadapkan pada pilihan, kali ini persoalannya asmara. Meski ini blog pribadi dan belum tentu juga ada yang membacanya, entah saya masih terlalu risih untuk menuliskan hal ini. Mungkin lain waktu, jika saya ingin maka akan saya tulis.
Bicara soal resolusi untuk tahun Depan. Tidak ada. Saya cuma ingin terus bersemangat menjalani kehidupan fana ini, seperti doa-doa dalam sholat saya yang jarang dilakukan, yah saya cuma mau diberikan semangat oleh Allah. Saya tak mau menjadi pribadi yang manja dihadapannya, biarkan-lah tugas tuhan hanya menentukan lahir dan mati saya saja. Selebihnya biarkan saya yang memilih-memperjuangkannya sendiri.
Tahun depan saya punya rencana untuk melakukan touring bersama CBA, teman-teman dari Durga menawarkan bareng untuk tour ke Jogya, Kediri, Malang, lalu Bali pada April/Mei. Saya sih ingin, tapi lihat nanti. Takut terbentur sama tugas di kampus dan Aspirasi.
Hujan diluar masih terus menghujam daratan, sedangkan sekarang sudah hampir pukul 6. Semoga hari terakhir ditahun ini, tidak saya lewati dengan ingkar janji.
Selamat datang 2015. Saya selalu siap dengan apa yang akan kamu berikan besok. Mari berbahagia!
Rabu, 31 Desember 2014
Jumat, 26 Desember 2014
Entah kenapa malam-malam seperti ini saya kepikiran tuhan. Saya yakin tuhan tidak merancang jalan apa-apa kecuali hidup dan mati umatnya. Diluar dua hal tersebut, ia hanya memberikan pilihan dalam setiap fase hidup kita. Keputusan tetap ditangan kita, karna kita adalah makhluk yang diciptakan lebih sempurna daripada makhluk lainnya. Termasuk pilihan untuk menghamba pada nya atau tidak mempercayainya sekalipun. Semua ada ditangan kita.
Tuhan tidak merancang apapun kecuali hidup dan mati karna ia ingin umatnya belajar dan tentukan sendiri hasilnya.
Tuhan tidak merancang apapun kecuali hidup dan mati karna ia ingin umatnya belajar dan tentukan sendiri hasilnya.
Kamis, 25 Desember 2014
Iseng Poto: Prosesi Rekaman CBA
![]() |
Alvin aka Kebo mati suri di studio. |
![]() |
Selfie first. Recording later. |
Please check a latest single from my band:
Selamat natal untuk kalian yang merayakannya. Hari ini saya terbangun begitu cepat, padahal baru tidur pukul empat. Seharusnya bisa lebih lama lagi, tapi berhubung saya teringat jadwal tugas multimedia yang harus segera dikejakan, terbangunlah. Sayangnya, tugasnya batal dan ganti hari menjadi besok.
Hari ini cuacanya seperti di Cipanas, cuman kurang kabut saja. Jadi rindu Garut, sialnya karna tugas yang banyak saya belum bisa pulang. Untuk sekarang-sekarang ini, saya menyesali menjadi mahasiswa. Saat liburan bukannya bersantai malah mengerjakan tugas.
Cuaca diluar yang dingin, secara mengejutkan membekukan otak saya. Sudah hampir 8 jam di depan laptop, tapi tak satupun aktivitas yang saya lakukan. Bahkan untuk menonton film saja malas. Niat awalnya ingin mentuntaskan tugas MPK yang cepat atau lambat jika tidak diselesaikan akan menjadi semakin menjadi beban. Ini efek belum mandi sepertinya, jadi gairah hidup hari ini layaknya sleepwalker. Kerjaan saya cuma sign in-log out socmed, mendengarkan musik, dan berkhayal. Mungkin perlu mandi, biar segar.
Memaksa santai dalam kondisi yang genting seperti ini, seperti lari dari kenyataan bahwa kulit durian itu tidak bisa ditelan. Yah, memang seharusnya saya mandi dulu. Saya terlalu memanjakan malas hari ini. TAPI, inikan tanggal merah, yah tuhan. Saya kesal.
Hari ini cuacanya seperti di Cipanas, cuman kurang kabut saja. Jadi rindu Garut, sialnya karna tugas yang banyak saya belum bisa pulang. Untuk sekarang-sekarang ini, saya menyesali menjadi mahasiswa. Saat liburan bukannya bersantai malah mengerjakan tugas.
Cuaca diluar yang dingin, secara mengejutkan membekukan otak saya. Sudah hampir 8 jam di depan laptop, tapi tak satupun aktivitas yang saya lakukan. Bahkan untuk menonton film saja malas. Niat awalnya ingin mentuntaskan tugas MPK yang cepat atau lambat jika tidak diselesaikan akan menjadi semakin menjadi beban. Ini efek belum mandi sepertinya, jadi gairah hidup hari ini layaknya sleepwalker. Kerjaan saya cuma sign in-log out socmed, mendengarkan musik, dan berkhayal. Mungkin perlu mandi, biar segar.
Memaksa santai dalam kondisi yang genting seperti ini, seperti lari dari kenyataan bahwa kulit durian itu tidak bisa ditelan. Yah, memang seharusnya saya mandi dulu. Saya terlalu memanjakan malas hari ini. TAPI, inikan tanggal merah, yah tuhan. Saya kesal.
Selasa, 23 Desember 2014
Gila..gila.. saya hampir gila. Betapa tidak, tugas meluap bagaikan air bah yang tak bisa terbendung. Seantero tugas mulai dari Jurnal TV, Cetak, MPK, dan Multimedia sungguh menikam kepala tanpa henti. Belum lagi tugas di Aspirasi. Belum lagi menghadapi diri sendiri, ah ini yang paling sulit. Waktu seakan berputar cepat bahkan lebih dari biasanya. Ini akhir tahun yang menggemaskan. Walaupun tidak semencekam tahun lalu. Demi apapun yang kita sembah, saya ingin muntah.
Semua teman yang saya temui, sudah jauh hari seperti dendam. Jika libur tiba, maka mereka akan nikmati waktu dengan sebaik-baiknya. Yah, saya rasa kita semua butuh liburan. Kita jenuh oleh rutinitas.
Berkat hadiah tugas yang maha-dahsyat ini, saya urungkan niat untuk pulang ke Garut dan sepertinya mama memakluminya. Mungkin selepas UAS saya baru bisa pulang kesana. Saya tak bisa membendung rindu lagi pada mereka semua yang jauh di sana. Saya rindu kangkung dan tempe buatan mama. Lagi pula saya tak punya budget jika harus pulang pada Desember ini. Mengeluhkan hal ini ke mama sama halnya bunuh dia perlahan. Syukurnya tugas memang lagi banyak, jadi saya kambing-hitamkan saja tugas.
Kemarin lalu, saya menonton film Belenggu karya Upi. Film yang memutar otak. Saya pernah memikirkan plot seperti pada film itu. Dimana kita melakukan sesuatu namun tanpa sadar lalu meratapinya seakan ada seseorang yang melakukannya padahal orang tersebut adalah kita sendiri. Menontonnya benar-benar seperti mebayangkan imajinasi kita menjadi nyata.
Semua teman yang saya temui, sudah jauh hari seperti dendam. Jika libur tiba, maka mereka akan nikmati waktu dengan sebaik-baiknya. Yah, saya rasa kita semua butuh liburan. Kita jenuh oleh rutinitas.
Berkat hadiah tugas yang maha-dahsyat ini, saya urungkan niat untuk pulang ke Garut dan sepertinya mama memakluminya. Mungkin selepas UAS saya baru bisa pulang kesana. Saya tak bisa membendung rindu lagi pada mereka semua yang jauh di sana. Saya rindu kangkung dan tempe buatan mama. Lagi pula saya tak punya budget jika harus pulang pada Desember ini. Mengeluhkan hal ini ke mama sama halnya bunuh dia perlahan. Syukurnya tugas memang lagi banyak, jadi saya kambing-hitamkan saja tugas.
Kemarin lalu, saya menonton film Belenggu karya Upi. Film yang memutar otak. Saya pernah memikirkan plot seperti pada film itu. Dimana kita melakukan sesuatu namun tanpa sadar lalu meratapinya seakan ada seseorang yang melakukannya padahal orang tersebut adalah kita sendiri. Menontonnya benar-benar seperti mebayangkan imajinasi kita menjadi nyata.
Sabtu, 20 Desember 2014
Ada hal yang saya lupakan selama ini dan baru menyadarinya sekarang. Kamu adalah zat yang mampuh menggerakan otak saya untuk melakukan sesuatu, terutama untuk urusan seni absurd yang saya gemari. Hal-hal yang saya lakukan, terinspirasi oleh mu. Jika kamu mengatakan "Siapa aku ?" Kamu adalah orang hebat dalam hidup saya. Kamu bukan tokoh revolusi yang saya kagumi, bukan juga musisi yang musiknya membuat saya berdecak kagum, fotografer handal dengan hasil foto ciamik, ataupun seniman dengan karyanya yang memukau. Tapi kamu adalah motor kreativitas saya.
Mungkin kamu akan bertanya "Kenapa aku ?" karna kamu menciptakan kegelisahan yang maha-dahsyat dalam koneksi kita. Saya selalu menyimpan rasa gembira ketika gelisah, karna otak ku akan bekerja extra dan pikiran ku berfantasi kemana-mana. Sehingga dalam kegelisahan, saya mampuh membuat sesuatu yang tak bisa terukur oleh materi (Karya).
Tapi semenjak kepergian itu. Saya tidak mendapatkan rangsangan untuk melakukan sesuatu. Sesekali bisa, namun saya rasa tak cukup maksimal. Saya akui, ada ketimpangan dalam hidup ini kini. Mungkin ini hanya soal waktu, terdengar klise bukan ?
Diluar kebatuan saya dan kamu. Kita bersinergi dalam hal yang tak biasa bahkan jika kita sempat renungkan, hal tersebut adalah kekayaan yang tak siapapun miliki. Sepatutnya kita bangga, namun percuma karna terlambat.
Mungkin kamu akan bertanya "Kenapa aku ?" karna kamu menciptakan kegelisahan yang maha-dahsyat dalam koneksi kita. Saya selalu menyimpan rasa gembira ketika gelisah, karna otak ku akan bekerja extra dan pikiran ku berfantasi kemana-mana. Sehingga dalam kegelisahan, saya mampuh membuat sesuatu yang tak bisa terukur oleh materi (Karya).
Tapi semenjak kepergian itu. Saya tidak mendapatkan rangsangan untuk melakukan sesuatu. Sesekali bisa, namun saya rasa tak cukup maksimal. Saya akui, ada ketimpangan dalam hidup ini kini. Mungkin ini hanya soal waktu, terdengar klise bukan ?
Diluar kebatuan saya dan kamu. Kita bersinergi dalam hal yang tak biasa bahkan jika kita sempat renungkan, hal tersebut adalah kekayaan yang tak siapapun miliki. Sepatutnya kita bangga, namun percuma karna terlambat.
Ada yang menggembirakan di Minggu ketiga Desember ini, karna besok CBA akan rekaman sebagai teaser untuk album berikutnya. Ada tiga materi yang akan saya dan teman-teman rekam. Ada yang berbeda pada rekaman kali ini yakni kami telah membuang unsur hardcore oldschool yang sempat melekat di musik CBA selama 5 tahun terakhir. Kali ini CBA memainkan Punk Rock ala CBA tentunya. Masih sulit untuk mendeskripsikan seperti apa musiknya, walaupun kami sendiri yang merancangnya. Hal tersebut karena tidak ada band khusus yang menjadi referensi. Jika boleh dibilang saya ingin sekali menyebutnya sebagai Revival Punk Rock.
Selain itu, penulisan lirik saya pun lebih eksploratif. Saya memang sengaja untuk tidak pernah menulis lirik dengan gaya ataupun tema yang sama dengan sebelumnya. Saya selalu ingin mencoba hal yang belum terjamah. Untuk kali ini, Iwan Fals dan Jim Morrison benar-benar mempengaruhi kreatifitas saya. Pada tiga materi tersebut, saya lebih banyak melakukan gaya penulisan bercerita. Hal tersebut untuk menghindari dari kesan menggurui, yang mana memang tak pernah saya inginkan. Ada tiga judul yang saya tulis antara lain:
1. Rocky Never Been Felt Rock
Meski judulnya memakai bahasa Inggris namun konten lirik lagu ini menggunakan bahasa Indonesia. Saya tidak berhasil menemukan judul dalam bahasa Indonesia yang tepat. Lagu ini mengisahkan satu tokoh utama yaitu Rocky. Ia (Rocky) adalah anak yang taat pada kedua orang tuanya. Ia menuruti khendak orang tuanya untuk giat belajar, tidak ada waktu tanpa belajar formal tentunya. Hari-harinya hanya habis terkuras untuk sekolah dan seantero les yang diikutinya. Tidak ada waktu bermain bahkan melakukan hal yang menjadi daya tariknya sendiri (Hobby). Walaupun sebenarnya Rocky melakukannya secara terpaksa namun tetap dijalani dengan sungguh-sungguh. Meski akhirnya ia pun merasa frustasi.
Kata 'Rock' disini bukan mengacu pada genre musik ataupun arti sebenarnya yakni batu. 'Rock' yang dimaksud adalah membelot dari kebiasaan normal, atau dalam kasus ini 'Rock' mengacu pada hal-hal gila yang dilakukan atas dasar kesenangan.
Yah, Rocky butuh bersenang-senang namun ia tetap pada kontrolnya karna bagaimana pun orang tua tetaplah orang tua.
2. Out Box
Lagu ini menceritakan tentang kami (CBA) yang mencapai satu titik kebuntuan memainkan oldschool hardcore. Dengan latar belakang kegemaran musik beragam, akhirnya kami mencoba sebuah hal baru. Karna pada dasarnya musik hanyalah musik, selagi semangat dan gairah tidak berubah, tentu bukan perkara.
3. Heavenly Night
Lagu paling akhir yang saya tulis. Lagu ini menggambarkan sepasang kekasih pada sebuah malam. Disaat semua orang di negri ini sedang beradu argumen tentang pemilihan presiden yang sempat heboh beberapa bulan lalu. Sepasang kekasih ini malah menghabiskan waktu dengan berbagi cerita, mendengarkan musik favorite, dan diakhiri dengan bercinta. Mereka merasa dunia penuh dengan kepalsuan, karna kenyataan hanya tinggal ditengah-tengah gelora mereka.
Lagu ini adalah lirik paling vulgar kedua yang pernah saya tulis setelah "Just For Fun". Mengambil angle pada hubungan intim sepasang kekasih namun penuh makna dibalik semuanya. Saya senang dengan lirik ini dan merasa puas.
Selain itu, penulisan lirik saya pun lebih eksploratif. Saya memang sengaja untuk tidak pernah menulis lirik dengan gaya ataupun tema yang sama dengan sebelumnya. Saya selalu ingin mencoba hal yang belum terjamah. Untuk kali ini, Iwan Fals dan Jim Morrison benar-benar mempengaruhi kreatifitas saya. Pada tiga materi tersebut, saya lebih banyak melakukan gaya penulisan bercerita. Hal tersebut untuk menghindari dari kesan menggurui, yang mana memang tak pernah saya inginkan. Ada tiga judul yang saya tulis antara lain:
1. Rocky Never Been Felt Rock
Meski judulnya memakai bahasa Inggris namun konten lirik lagu ini menggunakan bahasa Indonesia. Saya tidak berhasil menemukan judul dalam bahasa Indonesia yang tepat. Lagu ini mengisahkan satu tokoh utama yaitu Rocky. Ia (Rocky) adalah anak yang taat pada kedua orang tuanya. Ia menuruti khendak orang tuanya untuk giat belajar, tidak ada waktu tanpa belajar formal tentunya. Hari-harinya hanya habis terkuras untuk sekolah dan seantero les yang diikutinya. Tidak ada waktu bermain bahkan melakukan hal yang menjadi daya tariknya sendiri (Hobby). Walaupun sebenarnya Rocky melakukannya secara terpaksa namun tetap dijalani dengan sungguh-sungguh. Meski akhirnya ia pun merasa frustasi.
Kata 'Rock' disini bukan mengacu pada genre musik ataupun arti sebenarnya yakni batu. 'Rock' yang dimaksud adalah membelot dari kebiasaan normal, atau dalam kasus ini 'Rock' mengacu pada hal-hal gila yang dilakukan atas dasar kesenangan.
Yah, Rocky butuh bersenang-senang namun ia tetap pada kontrolnya karna bagaimana pun orang tua tetaplah orang tua.
2. Out Box
Lagu ini menceritakan tentang kami (CBA) yang mencapai satu titik kebuntuan memainkan oldschool hardcore. Dengan latar belakang kegemaran musik beragam, akhirnya kami mencoba sebuah hal baru. Karna pada dasarnya musik hanyalah musik, selagi semangat dan gairah tidak berubah, tentu bukan perkara.
3. Heavenly Night
Lagu paling akhir yang saya tulis. Lagu ini menggambarkan sepasang kekasih pada sebuah malam. Disaat semua orang di negri ini sedang beradu argumen tentang pemilihan presiden yang sempat heboh beberapa bulan lalu. Sepasang kekasih ini malah menghabiskan waktu dengan berbagi cerita, mendengarkan musik favorite, dan diakhiri dengan bercinta. Mereka merasa dunia penuh dengan kepalsuan, karna kenyataan hanya tinggal ditengah-tengah gelora mereka.
Lagu ini adalah lirik paling vulgar kedua yang pernah saya tulis setelah "Just For Fun". Mengambil angle pada hubungan intim sepasang kekasih namun penuh makna dibalik semuanya. Saya senang dengan lirik ini dan merasa puas.
Kamis, 18 Desember 2014
Saya bisa melihatnya bebas melakukan apapun yang ia khendaki untuk dilakukan. Walaupun kadang hal tersebut cukup gila dilihat dari kacamata orang lain. Tapi ia tetap menikmatinya. Bukannya tidak peduli dengan sekitarnya, ia hanya ingin merasakan bebas.
Suatu waktu, ia menari dengan riang dengan ditemani alunan musil Swing Jazz tepat di halaman rumah. Hampir setiap hari dikala pagi, ia menari. Hal tersebut mencuri perhatian pejalan kaki yang melintas di depan rumahnya. Sampai ada seseorang yang menegurnya, "Hey! Apakah kamu gila ?!" Ia tidak marah dan hanya mentertawakan orang tersebut. Lain hari kemudian, orang yang sama kembali menegurnya, "Kamu gila!" Ia masih tersenyum. Keesokannya lagi, masih orang yang sama menegurnya kali ini cukup keras, "Dasar orang gila!". Ia tertawa lebar lalu terdiam.
"Kenapa kamu lewat sini ?" tanyanya.
"Ini jalan umum!" jawab orang itu, lantang.
"Besok kau tidak boleh lewat sini lagi!"
"Siapa kamu melarang ku untuk lewati jalan ini ?!"
"Siapa kamu menganggap ku gila karna menari ?"
"Tingkah mu seperti orang tidak waras."
"Carilah jalan lain yang tidak melewati rumah ku. Lanjutkan hidup mu. Dan...." Ia terdiam lalu kembali melanjutkan, "tanyakan pada diri mu, apa itu toleransi."
Jika gila itu seperti ini, maka ia akan memilih untuk tidak pernah waras. Karna menjadi waras cukup menyakitkan: mata membekukan logika. Sehingga apa yang ditangkap oleh mata dan jika hasilnya tidak mengenak-an maka dengan mudah untuk membencinya.
Hal tersebut tidak hanya berlaku pada mata tapi indera lainnya seperti hidung dan telinga. Kadang yang ditangkap oleh Mata, hidung, dan telinga langsung merangsang emosi kita tanpa pernah meresapi ke otak dan naluri manusiawi terlebih dahulu.
"Menari ku, tidak mengganggu jalur kalian berjalan. Kalian anggap aku gila karna aku menari setiap pagi. Aku mentertawakan kalian karna terpaksa bangun pagi dan terburu-buru untuk absensi," gumamnya.
Suatu waktu, ia menari dengan riang dengan ditemani alunan musil Swing Jazz tepat di halaman rumah. Hampir setiap hari dikala pagi, ia menari. Hal tersebut mencuri perhatian pejalan kaki yang melintas di depan rumahnya. Sampai ada seseorang yang menegurnya, "Hey! Apakah kamu gila ?!" Ia tidak marah dan hanya mentertawakan orang tersebut. Lain hari kemudian, orang yang sama kembali menegurnya, "Kamu gila!" Ia masih tersenyum. Keesokannya lagi, masih orang yang sama menegurnya kali ini cukup keras, "Dasar orang gila!". Ia tertawa lebar lalu terdiam.
"Kenapa kamu lewat sini ?" tanyanya.
"Ini jalan umum!" jawab orang itu, lantang.
"Besok kau tidak boleh lewat sini lagi!"
"Siapa kamu melarang ku untuk lewati jalan ini ?!"
"Siapa kamu menganggap ku gila karna menari ?"
"Tingkah mu seperti orang tidak waras."
"Carilah jalan lain yang tidak melewati rumah ku. Lanjutkan hidup mu. Dan...." Ia terdiam lalu kembali melanjutkan, "tanyakan pada diri mu, apa itu toleransi."
Jika gila itu seperti ini, maka ia akan memilih untuk tidak pernah waras. Karna menjadi waras cukup menyakitkan: mata membekukan logika. Sehingga apa yang ditangkap oleh mata dan jika hasilnya tidak mengenak-an maka dengan mudah untuk membencinya.
Hal tersebut tidak hanya berlaku pada mata tapi indera lainnya seperti hidung dan telinga. Kadang yang ditangkap oleh Mata, hidung, dan telinga langsung merangsang emosi kita tanpa pernah meresapi ke otak dan naluri manusiawi terlebih dahulu.
"Menari ku, tidak mengganggu jalur kalian berjalan. Kalian anggap aku gila karna aku menari setiap pagi. Aku mentertawakan kalian karna terpaksa bangun pagi dan terburu-buru untuk absensi," gumamnya.
Rabu, 17 Desember 2014
Saya yakin bahwa tuhan tidak selamanya yang menentukan semua hal yang berhubungan dengan umatnya. Adakalanya tuhan hanya memberi pilihan dan menuntut ketegasan umatnya untuk memilihnya sendiri. Karna tidak semua hal dalam hidup ini bisa dipasrahkan begitu saja, jika kamu masih bisa memperjuangkannya. Yang menjadi masalah adalah kadang kurang pekanya kita terhadap pilihan yang diberikan oleh tuhan. Sehingga semua hal yang telah kita alami, dianggap seperti sudah jalan dari tuhan.
Hal ini saya anggap sebagai bagian dari meminimalisir ketergantungan dan juga prejudis terhadap eksistensi tuhan. Karna saya tak ingin, jika saya berada dalam keadaan terpuruk lantas menganggapnya sebagai bagian dari skenario tuhan. Padahal bisa saja sebelumnya tuhan telah memberikan pilihan yang kurang dapat saya rasakan sehingga akhirnya berada dalam keterpurukan.
Hal ini saya anggap sebagai bagian dari meminimalisir ketergantungan dan juga prejudis terhadap eksistensi tuhan. Karna saya tak ingin, jika saya berada dalam keadaan terpuruk lantas menganggapnya sebagai bagian dari skenario tuhan. Padahal bisa saja sebelumnya tuhan telah memberikan pilihan yang kurang dapat saya rasakan sehingga akhirnya berada dalam keterpurukan.
Kamis, 11 Desember 2014
Saya baru ingat kalau ternyata 3 hari terakhir ini saya hampir sama sekali tidak makan nasi. Astaga, sesibuk itu kah diri saya ? Sampai untuk urusan perut sendiri saja lupa. Tapi ini sebuah penghargaan yang keren. Saya tidak mati. Tidak pula lemas. Kurus ? sudah pasti bertambah kronis. Sampai-sampai beberapa teman melihat saya seperti tengkorak berjalan. Tak apalah, saya ini kan rocker (sebuah pembenaran memang).
Saya cuma makan roti, gorengan, rokok yang banyak, dan cemilan-cemilun. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya kok. Sewaktu mama masih di Depok dan dia rajin masak, saya memang terbiasa menahan lapar. Walau kadang punya uang, namun kelupaan untuk makan. Saya cuma bisa menganggap ini sebagai pelatihan, jika sewaktu saat nanti kehidupan saya jauh lebih turun dari sekarang. Ketika di bawa tudung saji tak ada kudapan. Ketika uang di kantong tak ada barang seperak. Yah, agar tidak kaget saja.
Saya tengok ke dompet, betapa mirisnya. Sedangkan bulan masih cukup panjang. Saya harus benar-benar irit. Untungnya bulan ini ada Latdastik. Hahaha. Sedikit mengambil keuntungan dari kegiatan dasar Aspirasi satu ini karna pastinya akan ada makanan yang dapat saya makan secara gratis dan tandanya uang saya bisa dihemat.
Semenjak harga BBM naik dan uang jajan yang tidak naik juga, saya benar-benar teliti soal keuangan sendiri. Tidak ada beer. Tidak ada juga beli rilisan. Tidak ada pergi ke gigs dengan tiket yang lumayan. Tidak ada beli kaos. Untuk merokok pun kadang minta kesana-sini, hahaha hal yang pastinya akan membuat risih orang lain sekalipun mereka yang menamakan dirinya teman. Tabungan hasil berjualan pun tak bisa dipergunakan seenaknya. Jaga-jaga jika suatu saat nanti hal sial menimpah hidup saya. Berhematlah.
Tapi alhamdulilahnya, hidup saya tidak kekurangan apabila keinginan saya dapat terus ditekan. Mirisnya, jika ada peristiwa yang mendadak menjadi kebutuhan dan harus dipenuhi. Semisal, tugas kuliah.
Inilah hidup. Saya menikmati setiap lembar kisahnya.
Sesuatu yang membuat saya berpikir dua kali untuk punya pacar dalam kondisi seperti ini.
Saya cuma makan roti, gorengan, rokok yang banyak, dan cemilan-cemilun. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya kok. Sewaktu mama masih di Depok dan dia rajin masak, saya memang terbiasa menahan lapar. Walau kadang punya uang, namun kelupaan untuk makan. Saya cuma bisa menganggap ini sebagai pelatihan, jika sewaktu saat nanti kehidupan saya jauh lebih turun dari sekarang. Ketika di bawa tudung saji tak ada kudapan. Ketika uang di kantong tak ada barang seperak. Yah, agar tidak kaget saja.
Saya tengok ke dompet, betapa mirisnya. Sedangkan bulan masih cukup panjang. Saya harus benar-benar irit. Untungnya bulan ini ada Latdastik. Hahaha. Sedikit mengambil keuntungan dari kegiatan dasar Aspirasi satu ini karna pastinya akan ada makanan yang dapat saya makan secara gratis dan tandanya uang saya bisa dihemat.
Semenjak harga BBM naik dan uang jajan yang tidak naik juga, saya benar-benar teliti soal keuangan sendiri. Tidak ada beer. Tidak ada juga beli rilisan. Tidak ada pergi ke gigs dengan tiket yang lumayan. Tidak ada beli kaos. Untuk merokok pun kadang minta kesana-sini, hahaha hal yang pastinya akan membuat risih orang lain sekalipun mereka yang menamakan dirinya teman. Tabungan hasil berjualan pun tak bisa dipergunakan seenaknya. Jaga-jaga jika suatu saat nanti hal sial menimpah hidup saya. Berhematlah.
Tapi alhamdulilahnya, hidup saya tidak kekurangan apabila keinginan saya dapat terus ditekan. Mirisnya, jika ada peristiwa yang mendadak menjadi kebutuhan dan harus dipenuhi. Semisal, tugas kuliah.
Inilah hidup. Saya menikmati setiap lembar kisahnya.
Sesuatu yang membuat saya berpikir dua kali untuk punya pacar dalam kondisi seperti ini.
Rabu, 10 Desember 2014
Saya rasa bulan Desember ini bukanlah keberuntungan saya. Melainkan sebuah kado yang sudah dipersiapkan dari tuhan sejak lama untuk saya. Kado peganti dari Desember tahun lalu yang remang. Dimana saya dan sekeluarga berada dalam situasi yang tidak pernah kami inginkan sama sekali. Kondisi keluarga yang memanas, saya dan papa bertengkar hebat bahkan tanpa batas anak-orang tua lagi, kehidupan menjadi ricuh. Yang kemudian perlahan, hari ke hari, bulan ke bulan, kami sekeluarga bebenah diri dan mencoba menjadi pribadi yang baik kembali. Yah, saya tidak mau berpikir jelek kalau pada Desember ini saya hanya sedang beruntung. Tidak, saya rasa campur tangan tuhan ada di sini dan inilah hasilnya.
Terima kasih atas kemenangan Lomba Poster HAM ini. Yah, saya berhasil meraih juara ke-3 untuk Poster "Tampil Beda Tanpa Beda" yang diselenggarakan oleh INFID dan Yayasan Yap Thiam Hien.
Terima kasih atas kemenangan Lomba Poster HAM ini. Yah, saya berhasil meraih juara ke-3 untuk Poster "Tampil Beda Tanpa Beda" yang diselenggarakan oleh INFID dan Yayasan Yap Thiam Hien.
![]() |
Delegasi Kontras (kiri), saya, delegasi Infid dan Yayasan Yap Thiam Hien (kanan) |
Selasa, 09 Desember 2014
Saya tidak pernah menyangka bahwa hari yang saya kira biasa saja ternyata sungguh luar biasa. Seperti hari Senin ini yang lalu, rutinitas hanyalah kuliah dengan para pengajar yang membosankan dan rapat menentukan staff pengurus serta UDR untuk LPM Aspirasi. Sampai saya pulang ke rumah, ternyata ada panggilan yang tak terjawab sebanyak tiga kali dari nomer yang tak saya kenali. Begitu panggilan ke empat saya angkat. Suara pria dewasa di seberang sana mulai bersuara. Pikiran awal kala itu, "Paling ini HRD yang akan memanggil saya untuk datang ke kantornya dan melakukan wawancara." karna dalam beberapa minggu terakhir ini saya memang sedang genjar melamar pekerjaan diberbagai perusahaan via email. Namun saya salah, ketika orang tersebut menyebutkan sebuah nama yang tak asing bagi saya, "Kami dari Yayasan Yap Thiam Hien." seketika saya seakan membeku.
Yap Thiam Hien sendiri adalah tokoh yang menghabiskan hidupnya untuk meneggakan keadilan dan Hak Asasi Manusia, selebihnya kalian bisa mencari biografinya di google. Saya pun baru kenal dengan namanya ketika membaca buku hariannya Gie, dimana sepertinya Gie dan beliau mempunyai kedekatan. Lalu tau akan sosoknya ketika papa membawa pulang Majalah Tempo edisi 3-9 Juni 2013 yang spesial mengupas tentang sosoknya.
Singkat cerita, pada awal November lalu kalau tidak salah. Saya melihat sayembara lomba poster yang diadakan Yayasan Yap Thiem Hien untuk memperingati hari HAM sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Desember mendatang. Saya yang sedang tak ada kegiatan tersebut, secara iseng namun sadar membuat poster. Temanya tentang Lesbian Gay Biseksual Transgender. Saya teringat Reza dan Imam, dua sahabat saya yang seorang Gay dan dari merekalah saya mempunyai tambahan masukan tentang sebenarnya kehidupan orang-orang seperti mereka. Sebelumnya saya juga menaruh respect pada orang-orang seperti mereka karna saya tidak melihat ada hal yang beda kita masih sama yakni sebagai manusia. Karna itu saya membuat poste dengan metode digital kolase dengan dua sosok wanita dan pria yang saling merepresentasikan sosok masing-masing, si pria jadi wanita begitu sebaliknya. Tak lupa saya berikan tagline "Tampil Beda Tanpa Beda Masih Manusia".
Tidak kurang dari 2 jam saya menyelesaikan poster tersebut dan mengirimkannya ke alamat panitia sekaligus fomulirnya. Tidak ada ekspektasi apapun, mengingat poster yang saya buat amatlah sederhana. Oke, satu-satunya goal yang ingin saya tuju ialah menjadi 12 besar karna nantyinya poster saya akan dijadikan kalender tahun 2015 edisi HAM. Sebuah goal yang cukup membanggakanlah untuk seukuran poster seperti itu.
Namun malam ini, pihak panitia menelfon saya. Ia menyuruh saya untuk datang pukul 16.00 Selasa besok. Menurut penuturannya, saya terpilih sebagai 12 besar. Saya langsung lemas dan kegirangan, akhirnya goal saya kesampaian. Lalu, saya sempat kaget ketika mereka menanyakan nomer rekening, karna buat apa menurut saya. Kemudian mereka menjelaskan bahwa saya berhasil menjuarai posisi 3. Hal yang langsung membuat saya senang bukan kepalang. Saya langsung keluar kamar dengan bertelanjang dada dan berteriak ke papa sembari membawa Majalah Tempo edisi spesial Yap Thiam Hien. "Pa, juara 3 lomba poster orang ini," teriak saya sembari menunjuk ke majalah. Secara noraknya, saya langsung menghubungi Pipit (Aspirasi) untuk meliput saya. Hahaha sebuah hal konyol banget. Saya bingung harus melampiaskannya seperti apa. Lagi pula menurut saya ini berita bagus dan harus disebarkan. Hahaha. Malam ini saya senang namun konyol bukan main.
Seperti malam ini akan menjadi malam yang panjang dan menyulitkan tidur kelak. Sudahlah, saya tak bisa membendung kegembiraan ini. Oh yah, Selamat hari HAM sedunia. Jalanlah dengan pilihan hidup masing-masing tanpa saling menghakimi satu sama lain.
Yap Thiam Hien sendiri adalah tokoh yang menghabiskan hidupnya untuk meneggakan keadilan dan Hak Asasi Manusia, selebihnya kalian bisa mencari biografinya di google. Saya pun baru kenal dengan namanya ketika membaca buku hariannya Gie, dimana sepertinya Gie dan beliau mempunyai kedekatan. Lalu tau akan sosoknya ketika papa membawa pulang Majalah Tempo edisi 3-9 Juni 2013 yang spesial mengupas tentang sosoknya.
Singkat cerita, pada awal November lalu kalau tidak salah. Saya melihat sayembara lomba poster yang diadakan Yayasan Yap Thiem Hien untuk memperingati hari HAM sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Desember mendatang. Saya yang sedang tak ada kegiatan tersebut, secara iseng namun sadar membuat poster. Temanya tentang Lesbian Gay Biseksual Transgender. Saya teringat Reza dan Imam, dua sahabat saya yang seorang Gay dan dari merekalah saya mempunyai tambahan masukan tentang sebenarnya kehidupan orang-orang seperti mereka. Sebelumnya saya juga menaruh respect pada orang-orang seperti mereka karna saya tidak melihat ada hal yang beda kita masih sama yakni sebagai manusia. Karna itu saya membuat poste dengan metode digital kolase dengan dua sosok wanita dan pria yang saling merepresentasikan sosok masing-masing, si pria jadi wanita begitu sebaliknya. Tak lupa saya berikan tagline "Tampil Beda Tanpa Beda Masih Manusia".
Tidak kurang dari 2 jam saya menyelesaikan poster tersebut dan mengirimkannya ke alamat panitia sekaligus fomulirnya. Tidak ada ekspektasi apapun, mengingat poster yang saya buat amatlah sederhana. Oke, satu-satunya goal yang ingin saya tuju ialah menjadi 12 besar karna nantyinya poster saya akan dijadikan kalender tahun 2015 edisi HAM. Sebuah goal yang cukup membanggakanlah untuk seukuran poster seperti itu.
Namun malam ini, pihak panitia menelfon saya. Ia menyuruh saya untuk datang pukul 16.00 Selasa besok. Menurut penuturannya, saya terpilih sebagai 12 besar. Saya langsung lemas dan kegirangan, akhirnya goal saya kesampaian. Lalu, saya sempat kaget ketika mereka menanyakan nomer rekening, karna buat apa menurut saya. Kemudian mereka menjelaskan bahwa saya berhasil menjuarai posisi 3. Hal yang langsung membuat saya senang bukan kepalang. Saya langsung keluar kamar dengan bertelanjang dada dan berteriak ke papa sembari membawa Majalah Tempo edisi spesial Yap Thiam Hien. "Pa, juara 3 lomba poster orang ini," teriak saya sembari menunjuk ke majalah. Secara noraknya, saya langsung menghubungi Pipit (Aspirasi) untuk meliput saya. Hahaha sebuah hal konyol banget. Saya bingung harus melampiaskannya seperti apa. Lagi pula menurut saya ini berita bagus dan harus disebarkan. Hahaha. Malam ini saya senang namun konyol bukan main.
Seperti malam ini akan menjadi malam yang panjang dan menyulitkan tidur kelak. Sudahlah, saya tak bisa membendung kegembiraan ini. Oh yah, Selamat hari HAM sedunia. Jalanlah dengan pilihan hidup masing-masing tanpa saling menghakimi satu sama lain.
Rabu, 03 Desember 2014
Rencana cuci pakaian gagal total akibat rusaknya mesin cuci. Air yang sudah terisi dalam bak pakaian terus keluar, padahal knop sudah pada posisi wash. Saya terpaksa membokar belakang mesin untuk menemukan penyebabnya. Ternyata masalahnya ada pada karet pelindung (saya tidak tau namanya apa) yang sudah robek, sehingga mau knop berada pada posisi wash/drain maka air akan tetap keluar.
Karna pakaian sudah kepalang saya keluarkan sementara itu celana dalam pun out of stock, terpaksa saya masukan semuanya dalam satu bak berisi air dan deterjen. Saya aduk seperti membuat adonan donat, iramanya mencontek mesin cuci. Pegal sekali. Memakan waktu.
Hari ini tidur saya cukup pulas, saking pulasnya terbangun jam 12.00. Saya bersemangat menjalankan segala macam aktivitas hari ini. Maka dari itu saya berniat memulainya dengan mencuci pakaian dan gagal. Yasudah semuanya pun jadi berantakan.
Sekarang saya pun terancam malas lagi.
Karna pakaian sudah kepalang saya keluarkan sementara itu celana dalam pun out of stock, terpaksa saya masukan semuanya dalam satu bak berisi air dan deterjen. Saya aduk seperti membuat adonan donat, iramanya mencontek mesin cuci. Pegal sekali. Memakan waktu.
Hari ini tidur saya cukup pulas, saking pulasnya terbangun jam 12.00. Saya bersemangat menjalankan segala macam aktivitas hari ini. Maka dari itu saya berniat memulainya dengan mencuci pakaian dan gagal. Yasudah semuanya pun jadi berantakan.
Sekarang saya pun terancam malas lagi.
Selasa, 02 Desember 2014
Hari ini saya rasa lelah, padahal tidak ada pekerjaan yang berat. Mungkin efek kurang tidur lalu harus kuliah pagi. Hari ini saya sengaja tidak berlama-lama di sekret karena ingin mencuci pakaian yang sudah menumpuk berhari-hari dan ditambah celana dalam yang out of stock. Namun begitu sampai di rumah, secara tak sadar saya terlelap di bangku dan terbangun ketika perut sudah lapar -saya baru ingat belum makan sama sekali hari ini.
Setelah makan selesai, saya membaca buku ringan berharap akan mendatangkan kantuk kembali, ternyata gagal. Lalu saya lupa kalau belum mandi dan badan serasa lengket. Alhasil mandi dan kembali segar. Lalu beranjak untuk mulai mencuci pakaian, sialnya deterjen dan pewanginya habis. Saya urungkan niatnya menjadi besok saja. Lalu malam ini bagaimana ? Ada banyak pilihan yang saya bisa lakukan: 1. Mengerjakan tugas MPK, 2. Mengerjakan tugas Jurnal Cetak membuat Feature, 3. Menulis untuk Lemarikota, 4. Menulis blog ini, 5. Streaming video di Youtube sampai bosen. Pilihannya jatuh pada nomer 1 tapi ketika buka words saya mendadak hilang inspirasi jadilah pilihan geser ke nomer 4.
Saat-saat seperti ini saya jadi rindu vakansi. Beberapa hari yang lalu mengkontak kenalan yang tinggal di Melaka dan dia mengatakan kalau ke Malaysia perlu mampir ke sana. Saya coba search di google dengan keyword "Melaka" dan akhirnya menjadi destinasi wajib apabila bertandang ke Malaysia. Hanya dua jam dari KL kata teman saya. Semua tergantung budget lagi deh. Kawan di Jember pun tak kalah menggodanya, saya ditawarkan ke sana. Katanya banyak tempat wisata alam yang asik, sebelumnya saya tau di sana ada Pantai Papuma -pantai ini sempat dijadikan lokasi gig hc/punk. Yah semuanya menggiurkan. Tergantung bagaimana kesiapan saya saja. Tapi benar-benar butuh vakansi.
Sepertinya malam ini akan saya habiskan dengan berleha-leha sembari menunggu kantuk. Mungkin sedikit membaca-baca artikel atau sejenisnya. Selamat malam jiwa yang letih. Ingat besok hari, kau akan kembali ditikam mentari. Jika tidak bersantai sekarang makan kau akan lebih letih.
Setelah makan selesai, saya membaca buku ringan berharap akan mendatangkan kantuk kembali, ternyata gagal. Lalu saya lupa kalau belum mandi dan badan serasa lengket. Alhasil mandi dan kembali segar. Lalu beranjak untuk mulai mencuci pakaian, sialnya deterjen dan pewanginya habis. Saya urungkan niatnya menjadi besok saja. Lalu malam ini bagaimana ? Ada banyak pilihan yang saya bisa lakukan: 1. Mengerjakan tugas MPK, 2. Mengerjakan tugas Jurnal Cetak membuat Feature, 3. Menulis untuk Lemarikota, 4. Menulis blog ini, 5. Streaming video di Youtube sampai bosen. Pilihannya jatuh pada nomer 1 tapi ketika buka words saya mendadak hilang inspirasi jadilah pilihan geser ke nomer 4.
Saat-saat seperti ini saya jadi rindu vakansi. Beberapa hari yang lalu mengkontak kenalan yang tinggal di Melaka dan dia mengatakan kalau ke Malaysia perlu mampir ke sana. Saya coba search di google dengan keyword "Melaka" dan akhirnya menjadi destinasi wajib apabila bertandang ke Malaysia. Hanya dua jam dari KL kata teman saya. Semua tergantung budget lagi deh. Kawan di Jember pun tak kalah menggodanya, saya ditawarkan ke sana. Katanya banyak tempat wisata alam yang asik, sebelumnya saya tau di sana ada Pantai Papuma -pantai ini sempat dijadikan lokasi gig hc/punk. Yah semuanya menggiurkan. Tergantung bagaimana kesiapan saya saja. Tapi benar-benar butuh vakansi.
Sepertinya malam ini akan saya habiskan dengan berleha-leha sembari menunggu kantuk. Mungkin sedikit membaca-baca artikel atau sejenisnya. Selamat malam jiwa yang letih. Ingat besok hari, kau akan kembali ditikam mentari. Jika tidak bersantai sekarang makan kau akan lebih letih.
Senin, 01 Desember 2014
Sore tadi di kampus saya ketemu Sinchan, seseorang yang lebih tua secara akademik dari saya. Sinchan ini tipikal orang yang jenaka, selalu ada hal kocak yang ia lakukan dan ucapkan selain itu cukup easy going dan apa adanya. Berdasarkan cerita dari teman-teman angkatannya, waktu SMA dia seorang jagoan. Meski begitu ia cukup disegani, namun bukan karna sifat jagoannya melainkan tingkah kocak dan sifat friendly-nya itu.
Dia adalah orang paling selengean se-FISIP yang pertama saya temui ketika baru menjadi MABA. Dengan kemeja warna biru terang, straight-pants bolong, sepatu converse one-star lusuh, dan rambut gondrong, persis seperti pemuda Orkes Dangdut. Tidak lupa selalu ngopi, "biar berjiwa muda," katanya. Penampilannya begitu kontras dengan mahasiswa yang kebanyakan bergaya sesuai apa yang sedang hip kala itu. Namun justru itu, nyawa dari dunia kampus pikir saya. Kita bukanlah siswa SD-SMA lagi, yang mesti seragam. Wujud ekspresi yang tak berlebih itu perlu.
Disamping penampilan dan tingkah lakunya yang kalau dilihat dari kacamata para intelektual kolot sebagai sebuah contoh buruk. Faktanya Sinchan telah membohongi mereka yang memiliki ruang otak luas namun berpikiran sempit, sebab Sinchan adalah orang yang tak memiliki trouble secara akademik. Kuliahnya lancar bahkan ia terancam lulus 3 1/2 tahun karena itu. Sekarang sedang berjuang menghadapi skripsi. Sebuah contoh yang mencambuk saya juga, tentunya.
Sore itu saya banyak ngobrol dengannya, cukup serius namun relax. Fokusnya adalah kemasalah hidup. Ternyata ia sedang mengalami fase sulit dalam hidupnya, tanpa merasa malu ia pun bercerita. Saya merasa tersanjung bisa dipercaya untuk mendengarkan masalah se-krusial ini. Kita bicara soal-soal perkuliahan, keluarga, asmara, dan masa depan yang mana semuanya ini terdapat kesinambungan satu sama lain. Saya pun menceritakan hal yang sama karna saya merasa mempunyai kesamaan emosional kala itu. Kita berdua sedang dalam masa ujian kehidupan yang maha asyik. Pada satu obrolan, kita sama-sama mentertawai diri sendiri dan orang-orang yang hidupnya terus dalam zona aman/ketiak keluarga yang luar biasa kaya namun salah kaprah.
Saya pikir, pada usia kepala dua adalah fase pembelajaran dan uji ketahanan mental seseorang. Tidak hanya kami berdua. Banyak teman-teman saya yang merasakan hal yang sama. Sebagian ada yang larut dan akhirnya pasrah jatuh dalam kubangan hitam, sebagiannya lagi mati-matian berjuang untuk berdiri. Semoga saja kita semua yang sedang dalam fase seperti ini tidak berakhir gila karna kepalang frustasi atau bunuh diri.
Mata saya sudah perih menatap layar monitor. Namun otak saya masih ingin mengetik berbagai hal lagi. Oh yah, akhir-akhir ini saya selalu kecanduan Ask.fm. Ada sesuatu yang merangsang saya akan hal tersebut dan parahnya itu menjadi obsesif kompulsif saya ketika membuka laptop.
Dia adalah orang paling selengean se-FISIP yang pertama saya temui ketika baru menjadi MABA. Dengan kemeja warna biru terang, straight-pants bolong, sepatu converse one-star lusuh, dan rambut gondrong, persis seperti pemuda Orkes Dangdut. Tidak lupa selalu ngopi, "biar berjiwa muda," katanya. Penampilannya begitu kontras dengan mahasiswa yang kebanyakan bergaya sesuai apa yang sedang hip kala itu. Namun justru itu, nyawa dari dunia kampus pikir saya. Kita bukanlah siswa SD-SMA lagi, yang mesti seragam. Wujud ekspresi yang tak berlebih itu perlu.
Disamping penampilan dan tingkah lakunya yang kalau dilihat dari kacamata para intelektual kolot sebagai sebuah contoh buruk. Faktanya Sinchan telah membohongi mereka yang memiliki ruang otak luas namun berpikiran sempit, sebab Sinchan adalah orang yang tak memiliki trouble secara akademik. Kuliahnya lancar bahkan ia terancam lulus 3 1/2 tahun karena itu. Sekarang sedang berjuang menghadapi skripsi. Sebuah contoh yang mencambuk saya juga, tentunya.
Sore itu saya banyak ngobrol dengannya, cukup serius namun relax. Fokusnya adalah kemasalah hidup. Ternyata ia sedang mengalami fase sulit dalam hidupnya, tanpa merasa malu ia pun bercerita. Saya merasa tersanjung bisa dipercaya untuk mendengarkan masalah se-krusial ini. Kita bicara soal-soal perkuliahan, keluarga, asmara, dan masa depan yang mana semuanya ini terdapat kesinambungan satu sama lain. Saya pun menceritakan hal yang sama karna saya merasa mempunyai kesamaan emosional kala itu. Kita berdua sedang dalam masa ujian kehidupan yang maha asyik. Pada satu obrolan, kita sama-sama mentertawai diri sendiri dan orang-orang yang hidupnya terus dalam zona aman/ketiak keluarga yang luar biasa kaya namun salah kaprah.
Saya pikir, pada usia kepala dua adalah fase pembelajaran dan uji ketahanan mental seseorang. Tidak hanya kami berdua. Banyak teman-teman saya yang merasakan hal yang sama. Sebagian ada yang larut dan akhirnya pasrah jatuh dalam kubangan hitam, sebagiannya lagi mati-matian berjuang untuk berdiri. Semoga saja kita semua yang sedang dalam fase seperti ini tidak berakhir gila karna kepalang frustasi atau bunuh diri.
Mata saya sudah perih menatap layar monitor. Namun otak saya masih ingin mengetik berbagai hal lagi. Oh yah, akhir-akhir ini saya selalu kecanduan Ask.fm. Ada sesuatu yang merangsang saya akan hal tersebut dan parahnya itu menjadi obsesif kompulsif saya ketika membuka laptop.
Langganan:
Postingan (Atom)