"Kalau mau tidur di rumah, kabarin aja ring," ujar saya menawarkan. Giring tertawa sambil mengatakan, "Gila. Udah gak bisa."
Hari ini teman saya yang senang menggunduli kepalanya itu sudah tak lagi berstatus bujang. Ia baru saya mempersunting wanita, dan sah menjadi suami-istri. Saya sudah pasti senang akan hal ini. Namun ada sesuatu yang hilang, saya kehilangan teman bergurau; berguyon; diskusi; dan melakukan hal tolol. Kami sudah tidak mungkin bisa nongkrong kapanpun yang diinginkan. Tidak etis pun egois jika saya terus mengharapkan tidak ada hal yang berubah dari ambient pertemanan ini. Toh saya pikir, ini sudah waktunya. Kami bukan lagi remaja yang harus membuang waktu untuk main kartu, PES, streaming youtube, talkin' shit berjam-jam, etc, dan menjadikannya sebagai rutinitas. Kami pun bukan lagi remaja yang kerjaannya bermimpi, karena sudah waktunya untuk merealisasikannya.
Bicara soal mimpi dan realisasi, menjadi alasan saya tidak bisa stay pada satu titik untuk waktu yang lama, apalagi tanpa melakukan apapun. Setiap detik adalah usaha. Setiap detik adalah kesempatan. Setiap detik adalah pembelajaran. Setiap detik akan memberikan pengalaman. Jika setiap detik tidak dimanfaatkan, maka waktu akan terbuang begitu saja. Dan saya akan mengulang semuanya dari nol kembali. Percuma, buang tenaga juga waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar