Minggu, 28 September 2014

Lihat ia bingung setengah mati. Namun perhatikan sejenak, seketika tubuh kurusnya terkoyak-koyak, begitu semangat. Perlahan ia mencoba melangkah, ke depan dengan santai. Ia berhenti. Tangannya berkeringat. Menggigit kuku. Kemudian menoleh ke belang. Sorot matanya meneropong seluas yang ia bisa jangkau. Terdiam. Indera penglihatannya menangkap potongan bambu dari gubuk renta yang ia tinggalkan karna sudah jengah menghadapi problem. Mulai dari bocornya atap gubuk di kala hujan, jika angin menerpa maka gubuk reot itu gontai. Ia kembali membalikan kepala serta pandangannya, menatap jauh ke depan. Ia masih bingung setengah mampus. Langkah kecil menyertainya.

Dan aku melihat diri ku dari belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar