Minggu, 05 Oktober 2014

Kesepakatan Yang Tak Perlu Terucap

Mereka berdua duduk dengan saling berhadapan. Sudah hampir sejam mereka hanya bertatap tanpa berkata. Ada kalanya salah satu dari mereka tersenyum dan satu lainnya menatap lirih. Mereka layaknya sepasang yang mati rasa. Bola mata mereka saling menelusuri lekuk tubuh masing-masing, dari kepala hingga kaki. Lagi-lagi tanpa rasa apapun.

Dua jam sebelumnya, mereka telah melewati hari yang indah dengan langit yang cerah. Berjalan bersama, tak lupa bergandeng tangan, saling memuji walau kadang terdengar berlebihan, menyantap masakan di salah satu resto menengah, dan berbagi keluh.

Salah satu dari mereka mulai berkeringat, mungkin karna suhu ruangan yang tinggi atau ada penyebab lainnya. sementara salah satu dari mereka lainnya, bergidik, entah apa penyebabnya.

Satu dari mereka berdiri dan kemudian diikuti salah satu nya lagi. Tatapan makin tajam, senyum mereka seketika menyeringai, dan mereka saling berjalan ke arah yang sebaliknya. Tanpa kata, senyum manis, namun mereka tampak lega. Dalam jarak yang saling berjauhan, mereka tertawa lebar untuk hal konyol yang telah mereka lewati dalam waktu tiga jam kebelakang.

Dalam waktu singkat mereka bersama menelaah kehidupan dan saling menerima tanpa harus mempertanyakan ataupun bergelimang amarah. Mereka tertawa untuk mensyukuri hidup dan kesempatan untuk tidak bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar