Minggu, 05 Oktober 2014

Bertelanjang dada menikmati semilir angin yang masuk diam-diam melalui ventilasi udara, sembari menyimak repertoir aduhai milik female singer jazz ternama, menghisap tembakau, dan berbaring, adalah hal yang mengasyikan untuknya. Ia selalu suka melakukannya, "hidup terasa tanpa beban," celetuknya santai. Perhatikan kalimat tersebut, "terasa seperti", yah bukan sebenarnya.

Faktanya, ia sedang kepalang menahan diri dari rasa rindu yang berkecamuk. Naasnya, rindu itu tidak pernah tau kemana akan berlabuh. Ditengah rentetan tugas kuliah dan juga perannya sebagai manusia, ia justru dibuat repot oleh rindu itu sendiri. "Sial! masih saja begini" keluhnya.

Sebenarnya cukup sederhana saja, rindu itu adalah refleksitas dari keinginan menjalin sebuah hubungan yang intens terhadap lawan jenis dan juga sebuah harapan terhadap pembaruan akan suatu hubungan tersebut. Namun ia memilih untuk berdrama ketimbang mengambil langkah dan melawan realita. Dasar bocah, ia selalu bimbang tak jelas arah.

Bibir kecilnya mengeluarkan sebuah kata dengan nada yang pas-pasan, "Kehampaan di dalam hati kita adalah kenyataan yang makin terasa..." penggalan lirik milik Pure Saturday dengan judul "Sajak Melawan Waktu" yang terus ia lantunkan. Ia semakin menyelami perannya, untuk saat ini hidupnya selayaknya panggung teater sepi penonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar