Kamis, 12 Januari 2017

Kadang saya juga menjadi pembenci. Namun sebencinya saya pada seseorang. Saya masih akan membuatkannya kopi ketika ia hendak bertamu ke rumah atau mencium tangannya jika orang tersebut memang lebih tua dari saya.

Sebab bagi saya, kebencian bukan alasan untuk tidak memperlakukan tamu dengan baik dan sopan-santun kepada yang lebih tua. Sekalipun keduanya yang saya benci.

Biarlah, kebencian ini menjadi persoalan untuk saya sendiri, yang langsung saya pertanggung jawabkan kepada tuhan. Tidak ada hukuman yang indah, daripada hukuman yang datang langsung dari yang mencipta saya.

Saya menyebut ini sebagai upaya 'mengorganisir benci'.

Memang benci layaknya kita organisir sendiri, agar ia tidak melalangbuana, keluar tak jelas arah, tersebar begitu saja, dan akhirnya membuat kerusakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar