Senin, 23 Januari 2017

Ketika dulu banyak hal yang saya lakukan tidak mendatangkan uang. Semuanya justru sebaliknya. Tak jarang malah menimbulkan pertanyaan bagi orang di sekitar, "Gak ada uangnya kenapa di kerjain ?"

Tapi setelah hari demi hari terlewati. Khususnya sampai detik ini. Pekerjaanpekerjaan itulah yang justru menemani saya terjun dalam medan perang bernama dunia kerja.

Jadi, ketika dulu mendapat pertanyaan, "Apa hasilnya dari melakukan semua itu yang notabene tidak menghasilkan uang ?"

Jawabannya bisa saya berikan hari ini. Tentu jika kalian semua masih bersedia mendengar jawabannya.

Terimakasih tuhan.

Saya yakin bahwa ini semua campur tanganmu.

Sebab kau yang maha-mengajari dan mahatau. Sementara saya adalah kebodohan yang nyata.

Sabtu, 21 Januari 2017

Saya telat menyadari bahwa tuhan tidak pernah meninggalkan hambanya. Melainkan sebaliknya. Hambanya yang selalu merasa bahwa tuhan tidak pernah berpihak padanya.

Belakangan ini, saya semakin yakin bahwa tuhan selalu menempel dengan saya.

Apa-apa saja yang saya inginkan, pelanpelan dikabulkan. Apaapa yang saya lakukan, dimudahkannya.

Ketika saya inginkan pekerjaan, tuhan memberikannya. Lalu memudahkan semua prosesnya. Saya yang malas dengan proses tes psikotes setiap kali melawar kerja, tibatiba dikabulkan oleh tuhan. Saya masuk bekerja tanpa melalui tes psikotes sama sekali.

Salah satu contohnya yang lain. Saya sudah beberapa kali berangkat kerja dalam kondisi mendung dan ingin turun hujan. Begitu saya meminta padanya supaya sampai ke kantor dalam kondisi kering, tuhan mengabulkannya. Barulah sampai kantor, hujan deras turun. Jika saya tidak bersyukur pada tuhan, pasti saya mengira bahwa saya bisa memberhentikan hujan. Hahaha

Saya jatuh cinta, bahkan lebih dari biasanya. Namanya selalu tersebut begitu saja.

Semoga rasa cinta ini terus bersemi.

Kamis, 12 Januari 2017

Saya selalu meyakini:
Semua benda yang berharga dan sakral bagi pemilikinya. Tidak pernah diletakan di tempat yang mudah dijangkau siapa saja. Pemiliknya selalu punya tempat untuk menyimpannya, tempat yang hanya ia ketahui seorang dan hanya ada segelintir orang yang ia khendaki untuk tau.

Begitupun cintaku padamu, yang tak perlu diketahui siapapun. Cukup aku dan kau. Mungkin mereka, yang aku khendaki untuk tau. Sebab mereka, adalah perantara aku dan kau.

Izinkan aku untuk menjadi kekasihmu. Meski tak akan pernah bisa ku miliki. Sebab hanya kau yang berhak penuh untuk memiliki. Tugasku hanya mencintai.

La ilaha illallah.........
Kadang saya juga menjadi pembenci. Namun sebencinya saya pada seseorang. Saya masih akan membuatkannya kopi ketika ia hendak bertamu ke rumah atau mencium tangannya jika orang tersebut memang lebih tua dari saya.

Sebab bagi saya, kebencian bukan alasan untuk tidak memperlakukan tamu dengan baik dan sopan-santun kepada yang lebih tua. Sekalipun keduanya yang saya benci.

Biarlah, kebencian ini menjadi persoalan untuk saya sendiri, yang langsung saya pertanggung jawabkan kepada tuhan. Tidak ada hukuman yang indah, daripada hukuman yang datang langsung dari yang mencipta saya.

Saya menyebut ini sebagai upaya 'mengorganisir benci'.

Memang benci layaknya kita organisir sendiri, agar ia tidak melalangbuana, keluar tak jelas arah, tersebar begitu saja, dan akhirnya membuat kerusakan.

Rabu, 11 Januari 2017

SYARAT CINTA

Tak perlu bermakeup indah nian
Tak perlu senang membaca buku
Tak perlu menyukai musik bagus
Tak perlu tempat apa yang kau datangi
Tak perlu itu semua untuk mencintaiku

Pujianmu untuk ku tak cukup
Apalagi parasmu yang cantik itu
Kepintaranmu sila disimpan saja
Hartamu tak seberapa
Tak bisa untuk mencintaiku

Apa yang kau lihat
Apa yang kau kagumi dariku
Semuanya palsu, sejatinya kau buta
Sebab melihatnya dengan mata

Jika kau bertekad mencintaiku
Tanggalkanlah semuanya
Mendekatlah padaku tanpa celah
Akan ku bisikan syarat cintaku:
Akrablah dengan penderitaan dan kita akan hidup dalam kasih sayang

-Alfian Putra Abdi
Garut, 03 Jan 2017

Selasa, 10 Januari 2017

Saya mencarinya, berjalan menuju kejauhan. Dalam perjalanan itu banyak ditemui sosok yang saya kagumi. Sosok yang baik dan teduh sekali. Saya jatuh cinta. Kemudian menyempatkan diri singgah di rumahnya. Meski tanpa diundang sekalipun. Tak apalah, walau beliau kadang tak ada di rumah.

Kembali, saya melanjutkan perjalanan. Hingga bertemu orang yang saya kenal. Kami berbincang lalu saya ditampar keras. Ia berkata, "Hendak kemana kau ? Apa yang kamu cari ?" tanyanya berendengan. Tak sempat saya jawab. Ia kembali berkata, "Jangan terlalu jauh. Jika yang dekat belum kau jelajahi."

Saya tertegun. Membatin dalam hati, ada rasa malu dan kurang ajar dalam diri ini.

Saya memutar arah balik. Menyusuri rambu-rambu jalan ketitik semula. Bukan untuk kembali. Hanya singgah saja.

Ternyata saya telalu terburu-buru untuk menggapai yang jauh. Sebab ridho terletak pada yang dekat.

Hatipun menjadi tak karuan. Perasaan bersalah pada orang tua, saudara, nenek dan kakek hinggap. Saya menangis karena kepalang malu.

Tapi tak sedikitpun saya menyesal telah bergegas menuju kejauhan itu.

Lain waktu, saya akan susuri lagi.

Tapi nanti, jika yang dekat telah berhasil saya cium telapak kakinya.

Berikanlah hamba, ridho mu. Wahai pemilik semesta, sang maha-segalanya.

Sabtu, 07 Januari 2017

Yang menyebalkan dari tipe manusia di muka bumi, ialah

Manusia yang seakan hanya ia seorang yang mempunyai mulut dan hak bicara. Sementara yang lain hanya mempunyai telinga dan hak untuk mendengar.
Ajaib sekali perjalanan untuk mencapaimu
Langkahku harus berlikaliku terlebih dahulu
Memutar balik arah dan melalang buana
Untung saja belum sempat jauh

Ketika aku berbalik arah menujumu
Saat itu pula aku yakin kebetulan hanya omong kosong
Sebab semua ini sudah menjadi skenario kisahku
Yang memang sengaja kau tulis untukku

Aku kira berjalan menujumu akan lancar
Ternyata masih saja berliku
Nafasku memang terengah-engah
Apalagi jika terjerembab dalam lubang
Rasanya ingin menyerah
Tak mungkin berbalik arah untuk kedua kalinya
Aku nikmati saja

Sembari berjalan senyum simpulku merona
Perjalanan ini belum ada satu centipun
Perlahan membaca ramburambu milikmu
Aku benarbenar terpesona
Baik sekali kau masih menyediakan rambu itu

Wahai kau yang maha-tahu segalanya
Ajarilah aku dalam membaca ramburambu mu
Sesungguhnya akulah hambamu yang maha-tidak tahu itu

Wahai kau yang mata-pengasih
Berilah aku air segar mu ketikaku letih
Sesungghunya akulah hambamu yang lemah itu

Wahai kau yang maha-pemilik segalanya
Izinkan aku untuk menujumu
Sesungguhnya kau lah tujuan akhir dari semua ini