"Lari kau cepat!" teriak pria berbadan tegap. "Sebelum ku hunus belati ini!"
Seorang pria mungil berlari terengah-engah. Nafasnya menderu, keringatnya mengucur deras. Sesekali pandangannya khawatir menoleh ke belakang. Dalam hati kecilnya ia kesal bukan kepalang namun tak mampu berbuat apa-apa.
"Langkah mu melambat," ujar pria dibelakangnya. "Rupanya mau kau mati ditangan ku," ancamnya.
Pria mungil terus berlari. Wajahnya pucat pasi, sebuah perpaduan panik dan kekurangan cairan. Seharian tak ada makanan yang masuk dalam lambungnya, pantas kalau ia merasakan getir pada lidahnya. Pandangannya mulai berganda, keseimbangannya tak terjaga. Ia pun tersungkur.
"Matilah kau!" teriak pria dibelakangnya dengan semangat.
Pria mungil bersimbah darah. Dengan tertatih menahan perih, ia berkata, "Kau tikam ku sekarang. Ku habiskan kau nanti." lalu ia tiada.
Rabu, 29 April 2015
Jumat, 24 April 2015
Trend ng-Dj, kemudian EDM fever dimana-mana, hangout ke klub semakin di gandrungi anak muda khususnya pelajar SMA, DWP, media anak muda gamblang bicara soal seks, kemudian ada event pool party after UN. Whatthefuck! Hal ini menimbulkan hipotesa dalam benak saya. Dua yang digaris bawahi, terutama. Seks sekitar 1-2 tahun lalu masih suatu hal yang tabu dibicarakan dalam lingkup media anak muda. Namun sekarang, saya tak mau menyebut medianya sila cek sendiri, mereka gemar membuat artikel tentang seks. Soundgreat or worst ?!
Selasa, 21 April 2015
Tepat 5 jam kedepan saya harus melaksanakan susulan. Perkara kenapa saya bisa sampai susulan ialah karna tidak ada yang membangunkan, juga karna alarm handphone yang mati. Jadilah saya hari ini akan susulan UTS, suatu hal yang kemudia bisa saya anggap sebagai kebiasaan (karna hampir setiap ujian).
Dua hari terakhir ada asupan energi yang meletup dalam diri saya. Indikasinya adalah karna saya mulai memberanikan untuk berkomunikasi dengannya lagi. Sebenarnya hal tersebut sudah saya urungkan dari berbulan-bulan lalu perihal saya tak bernyali. Pertama, kami tak saling mengenal. Kedua, faktor klise yang malas saya ceritakan disini.
Lalu apa yang saya dapatkan adalah untuk pertama kalinya saya mendapatkan first chat, mungkin ini biasa tapi tidak buat saya. Sejak 5 bulan lamanya saya mencoba menjalin silahturami, baru kali itu saya di chat. Isinya pun penting tidak penting, tapi setidaknya lumayan membahagiakan bagi saya. Isinya adalah dia melaporkan saya pada ayahnya karna saya ngcengin mesin cucinya yang rusak. Terdengar aneh mungkin tapi bagi saya yang awalnya tidak mengenal dia siapa, ini sebuah kemajuan. Dilain sisi, kamu mungkin bisa melihat aura narsistik pada diri saya dalam tulisan ini. Hahahaa...
Sejak awal memang saya ibaratkan dirinya seperti gelas beling yang mudah pecah. Jadi saya pun harus melakukannya dengan extra hati-hati. Gelora saya naik turun tapi entah kenapa tidak pernah memudar akannya. Saya tak mau ber-ekspektasi lebih, bisa chattinng lebih dari sejam saja sudah bahagia. Selebihnya saya serahkan pada Allah, karna hanya dialah yang lebih paham siapa saya dan kemauan saya daripada diri saya sendiri. Saya hanya berusaha.
Dua hari terakhir ada asupan energi yang meletup dalam diri saya. Indikasinya adalah karna saya mulai memberanikan untuk berkomunikasi dengannya lagi. Sebenarnya hal tersebut sudah saya urungkan dari berbulan-bulan lalu perihal saya tak bernyali. Pertama, kami tak saling mengenal. Kedua, faktor klise yang malas saya ceritakan disini.
Lalu apa yang saya dapatkan adalah untuk pertama kalinya saya mendapatkan first chat, mungkin ini biasa tapi tidak buat saya. Sejak 5 bulan lamanya saya mencoba menjalin silahturami, baru kali itu saya di chat. Isinya pun penting tidak penting, tapi setidaknya lumayan membahagiakan bagi saya. Isinya adalah dia melaporkan saya pada ayahnya karna saya ngcengin mesin cucinya yang rusak. Terdengar aneh mungkin tapi bagi saya yang awalnya tidak mengenal dia siapa, ini sebuah kemajuan. Dilain sisi, kamu mungkin bisa melihat aura narsistik pada diri saya dalam tulisan ini. Hahahaa...
Sejak awal memang saya ibaratkan dirinya seperti gelas beling yang mudah pecah. Jadi saya pun harus melakukannya dengan extra hati-hati. Gelora saya naik turun tapi entah kenapa tidak pernah memudar akannya. Saya tak mau ber-ekspektasi lebih, bisa chattinng lebih dari sejam saja sudah bahagia. Selebihnya saya serahkan pada Allah, karna hanya dialah yang lebih paham siapa saya dan kemauan saya daripada diri saya sendiri. Saya hanya berusaha.
Kamis, 09 April 2015
Ah! Dia datang lagi. Hilang sudah kosentrasi saya. Berkomunikasi-pun rasanya malas. Semua terasa berat ketika dia datang, sekitar pun seperti berputar terus. Saya ingin tidur untuk waktu yang cukup. Kedatangannya kembali hasil dari kesibukan beberapa hari terakhir ini dan juga pola makan yang super duper berantakan.
Hari ini libur. Mari manfaatkan, agar tidak benar tumbang!
Hari ini libur. Mari manfaatkan, agar tidak benar tumbang!
Minggu, 05 April 2015

Semuanya berawal ketika Lutvi memberitahu saya sebulan lalu bahwa ada teman dari Palembang yang ingin mampir ke Depok dalam rangkaian turnya. Nama bandnya Artmosf, setelah ditelusuri ternyata itu bukan band melainkan duo kolektif (kadang bisa bertiga). Saya sebenarnya pesimis untuk menghandle band karna aktivitas di Aspirasi yang tak terduga, terkadang cenderung tak kondusif. Jadi saya tak mau janji banyak. Selain itu jenis musik yang Artmosf mainkan ini terbilang masih asing untuk ukuran Depok yang mayoritas anak mudanya menggandrungi hardcore/punk/metal. Sedang Artmosf ini memainkan musik yang eksperimental-gelap-bising. Pertimbangannya kita ga mungkin sewa Pasar Segar atau Ramanda untuk menghandle mereka, karna pasti tidak akan terkejar secara finansial.
Waktu berlalu dan tanpa disadari sudah mencapai tengat. Lutvi pun menghubungi saya kembali perihal Artmosf ini, tanpa banyak pertimbangan lagi akhirnya kita memaksakan kehendak untuk mengadakan gig di bekas bengkel las bubut tepatnya peris Workshop Sablon Honest (basecamp kita juga). Singkat cerita, dengan alat pinjam sana-sini dan tentu seadanya kita pun akhirnya bisa merealisasikannya.
Saya, Lutvi, Giring, Ditus, dan Iyoung berhasil mengumpulkan band-band dan mengurusi segala macemnya. Lutvi dan Giring mengurusi alat dan juga band yang akan tampil. Ditus bertugas menjemput Artmosf. Iyoung dan saya mengurusi perizinan tempat ke RT serta warga sekitar.
Lalu apa yang membuat saya merasa takjub adalah pertama, saya dan teman-teman berhasil membuat gig dengan latar belakang tempat yang mungkin tak biasa. Kedua, para penampil yang rata-rata memainkan musik ambient/post-rock adalah tipikal band yang jarang sekali kami handle karna kami biasanya menghandle tur band-band hardcore/punk lokal maupun internasional. Ketiga, walaupun diantara penampil dan kami belum kenal tapi aura keintiman benar-benar ada. Saya pun diantara penampil Artmosf, Ruang0Kosong, dan Kisah Kancil dan Rusa, hanya mengenal yang terakhir, itu karna sosok dibalik proyek musik tersebut adalah teman kampus saya, Dwiky.
Semua teman-teman dari latar belakang kumpul. Walau masih ada yang canggung.

Selain itu, perhatian saya tercuri oleh Ruang0Kosong. Bukan karna musik postrocknya yang mampu menggambarkan antariksa. Tapi karna musiknya digunakan oleh Sigit akan Ruang0Kosong untuk metode belajar mengajar murid-murid di sekolahnya. Dia guru di salah satu SMA di Jakarta Pusat, saya gak habis pikir betapa serunya punya guru seperti dia. Rencananya saya akan menulis tentangnya untuk Warning atau tidak Aspirasi. Semoga energinya cukup.
Langganan:
Postingan (Atom)