Dua hari belakangan ini semua jadwal ku hancur berantakan. Aku mangkir dari rapat Aspirasi kemarin sore. Aku juga tidak masuk kuliah, bahkan hingga hari ini. Aku memang sengaja melakukan semuanya itu, meski pada akhirnya mempertanyakannya "Kenapa kok bisa ?". Aku sedang terkejar dateline produksi kaset tape CBA yang aku sendiri rencanakan akan dirili tanggal 7 April nanti. Maka dari itu aku harus kebut. Tapi sedari kemarin, aku malah bermalas-malasan. Kerjaan ku mengedit ulang layout, browsing, mengetik ulang eksplanasi, dan menjelang senja baru aku mulai produksi cover kasetnya. Hari ini pun demikian. Aku janji sama Acong kerumahnya sekitar pukul 13.00WIB tapi aku mangkir karena mendadak hasrat ku untuk mengedit video dokumentasi pendakian Papandayan muncul tanpa permisi. Tadinya aku mau kerjakan nanti saja. Tapi aku takut aku justru malas, lagi pula saat ini ide ku sedang cemerlang. Aku paksakan sajalah. Oh iya, hari ini aku berbohong pada Tiara, sengaja, alasannya yah karena video itu tadi.
Bicara soal video dokumentasi pendakian ke Papandayan. Pada hari Minggu kemarin aku baru pulang mendaki bersama tiga orang teman ku: Rayi, Topan, dan Dede. Sesampainya disana jumlah kita bertambah menjadi dua belas: Bang Pii, Bang Udin, Bang Amat, Teteh Aini, Dede Lubis, Ipeh, Kang Adi dan istrinya. Kita baru berkenalan di terminal Guntur tapi rasanya seperti sudah saling kenal selama sepuluh tahun. Bergitu intim dan seperti keluarga. Aku benar-benar takjub. Tapi aku sedikit kesal dengan Bang Pii. Ia tega menebang pohon demi mendirikan tenda ku. Aku ingin protes, tapi karena ini pendakian perdana ku. Aku coba ikuti arus dahulu. Seketika aku teringat lagu Pecinta Alam-nya Rita Rubi Hartland.
Aku sedang menantikan video pendakian ku selesai di publish. Sialnya, sedari tadi gagal. Aku tidak tau apa penyebabnya. Muak rasanya. Padahal sehabis magrib aku ingin kerumah Acong untuk memulai meproduksi kaset serta cd CBA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar