Kamis, 15 Desember 2016

Menyesalah apabila selama ini kita selalu menafikan keberadaan tuhan. Karena tuhan tidak pernah kemana-mana. Tuhan selalu hadir bahkan dalam kondisi kita yang paling najis sekalipun, tuhan masih dekat, lebih dekat dari nadi kita sendiri.

Yah tuhan tidak pernah kemana-mana. Ia selalu bersama kita dalam kondisi apapun. Tak terkecuali ketika kondisi kita sedang penuh najis. Saya bicara ini, karena telah mengalaminya.

Sekitar setahun lalu saya menghadiri sebuah gig di bilangan Jakarta Selatan. Yang datang kala itu banyak yang saya tak kenal, namun tak sedikit yang saya kenal. Berkumpulan saya bersama beberapa orang yang saya kenal dan sisanya baru kenalan hari itu. Seperti biasa untuk merayakan euforia, saya tak jarang menyertakan alkohol di dalamnya. Maka patunganlah kami semua, jadilah beberapa botol minuman.

Dari beberapa yang saya kenal ada dua orang yang baru saja saya kenal di tempat, tanpa peduli siapa dan dari mana mereka, saya ajak gabung. Minum barenglah kita dipinggir jalan. Ketawa-ketawa. Tak begitu banyak obrolan yang terjadi antara saya dan dua orang itu, yah beberapa pertanyaan basa-basi tepatnya. Sekedar mencairkan suasana saja.

Gig pun selesai. Saya dan yang lainnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Saya dan dua orang tersebut saling berpamitan. Entah karena saya mabuk atau memang nama mereka yang sulit, saya tidak berhasil mengingat nama-nama mereka. Bukan masalah yang besar, saya pikir, kita dipertemukan memang hanya untuk saat itu saja. Maka pulanglah saya dan tidak pernah ada kontak lagi setelah itu.

Kemarin ketika iseng membuka facebook, tiba-tiba ada sebuah pesan:
A: Masih suka nulis yan ?
B: Masih. Sedikit-dikit sih
A: --orang ini mengirimkan sebuah link info lowongan kerja--
A: Coba kirim cv dan contoh tulisan lo ke sana
B: Lo kerja di situ ?
A: Iya tapi bukan sebagai tukang tulisnya
B: Wah. Gua ngfans banget sama media lo
A: Ya coba aja nglamar. Siapa tau bisa bareng kita

Tanpa pikir panjang, saya langsung menyiapkan lamaran dan mengirimnya via surel.

Dan, orang yang tiba-tiba saja menghubungi saya dan membawa informasi lowongan kerja adalah salah satu dari yang ketemu dan mabuk bareng saya di gig di Jakarta beberapa waktu yang lampau.

Ternyata saya dan dia sudah berteman di facebook. Tapi baru kali itu ada kontak antara kita.

Saya langsung merasakan sesuatu yang aneh dalam diri saya. Bahkan hampir menangis, karena saking terheran-herannya sama apa yang baru saja terjadi. Segala pujian dan terimakasih saya panjatankan kepada tuhan.

Alkohol yang segitunya diharamkan oleh pemuka agama, justru menjadi perantara saya kepada orang tersebut untuk membawakan kabar yang saya butuhkan.

Betapa uniknya, tuhan menunjukan kasih sayang pada hambanya.

Hal tersebut bukti besar, bahwa tuhan tidak pernah kemana-mana. Tapi kita yang selalu melupakan keberadaannya yang sangat dekat dengan kita.

Mulai saat itu, saya pelan-pelan akan mencoba menjauhi alkohol. Saya tidak rela, tuhan yang mahasempurna harus berada bersama saya dalam kondisi yang najis itu lagi. Saya takut su'ul adab kepada sang rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar