Jumat, 29 Januari 2016

Setelah Harian Bola milik Kompas Gramedia gulung tikar, kemudian Jakarta Globe pun mendulang hal yang sama pada 2015 kemarin. Hari ini giliran Trax Magazine milik MRA Group yang akan berhenti beroperasi. Kabar tersebut saya dapatkan dari linimasa twitter beberapa menit yang lalu. Pada edisi terakhir tersebut, terpampang foto grayscale artis cantik Tatjana Saphira dengan headline tulisan yang mengagetkan: Last Ever Issu 2002-2016.

Semua kabar buruk ini beriringan datang secara berganti, tepatnya saat saya sedang mencoba merampungkan kuliah dibidang Jurnalistik. Seketika ini menjadi momok yang menakutkan untuk saya sebagai calon jurnalis. Saya seperti kehilangan arah. Pasalnya apakah bisa saya hidup di jalur ini atau tidak. Terlebih apabila nanti sudah berkeluarga. Pandangan saya langsung membelalak luas dan panjang. Atau saya harus hidup dijalur yang tidak sesuai dengan apa yang sudah saya pelajari saat ini dan menyerobot jalur yang seharusnya menjadi milik orang lain.


Dunia jurnalistik memang tidak mati banget. Masih ada pola media lainnya semisalnya online. Tapi tetap sulit menggantungkan hidup dalam pekerjaan yang berharap penuh pada oplah dan iklan. Semuanya bisa terdengar mudah, kuncinya adalah ikhlas. Yah! Ikhlas bahwa hidup dengan menjadi jurnalis tidak bisa membuat kita sekaya bos real-estate. Juga harus sadar diri bahwa sedari dini kita harus bisa belajar hidup sederhana.

Biarlah saya coba simpan kegundahan ini untuk nanti. Lebih baik fokus ke akademik dulu. Hidupi hari ini sebaik mungkin dan biarkan besok menjadi misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar