Saya mengenal Efek Rumah Kaca (ERK) sejak masih duduk di bangku SMA. Ketika itu mengetahui mereka dari hasil review album mereka di fanzine punk. Lalu saya semakin menggilai mereka manakala membaca Di Udara Zine -fanzine resminya ERK. Sejak itu pula saya mentasbihkan diri dalam barisan penggemar trip pop minimalis tersebut.
Sekarang ERK baru saja merilis album ketiga bertajuk Sinestesia, salah satu album terkeren akhir 2015 sekaligus awal 2016.
Bicara ERK, band ini nyaris sempurna menurut saya. Kualitas musik dan lirik mereka patut diacungi jempol.
Selain itu saya pikir juga, mereka adalah salah satu band Indonesia dengan management yang sangat baik. Walaupun jarak antara album ke dua dan tiga lumayan jauh. Namun mereka tidak pernah berada di bawah, selalu jadi buah bibir khalayak dengan gaya yang elegan. Minim kontroversi juga gosip, justru malah dengan karya.
Ini baru hipotesa saya saja.
Ketika mereka mengabarkan akan menggarap album ketiga beberapa tahun lalu, khalayak sudah mulai menunggu karena memang haus karya yang baru dari sang idola. Namun album ketiga tak kunjung rilis. ERK justru melahirkan Pandai Besi, konsep band yang mendaur ulang lagu-lagu lama. Pandai Besi pun tidak sekedar menjadi band cover yang eksperimental, juga matang secara management, mereka rajin manggung bahkan rilis album fenomenal sendiri dengan cara crowd funding. Saya menduga kehadiran Pandai Besi adalah wujud kebuntuan para personil ERK dalam merumuskan formula untuk album ketiga.
Pandai Besi secara tak langsung semakin mengkokohkan ERK menjadi buah bibir khalayak. Pada akhirnya ERK tidak sepi dan selalu bergejolak.
Kemudian setelah ERK merasa mampu merumuskan formula album ketiga hingga selesai. Mereka menebar "biji-bijian" secara berkala. Khalayak yang sudah gandrung penasaran dan tak sabar dengan wujud ERK pasca kehadiran Pandai Besi pun seakan kebakar euforia. Dahaga terobati sejenak namun alih-alih puas, khalayak justru semakin terbakar penasaran oleh apa yang akan dilakukan idolanya tersebut. Hingga album Sinestesia dirilis, khalayak seperti rombongan yang berada di gurun pasir dan terancam dehidrasi dan menemukan telaga penuh air. Alhasil, Sinestesia mampu menjadi top album di iTunes hanya dengan waktu beberapa jam setelah rilis resmi. Di tambah tersebarnya rilisan fisik mereka dan nanti konser tunggal. Hal yang benar-benar hebat telah dilakukan ERK dalam memanage bandnya.
Jika ini semua benar, saya akui ERK adalah band yang matang tidak hanya secara musik, lirik, namun management. Salute.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar