Pramoedya Ananta Toer atau yang suka disapa Pram pernah berucap "Bikinlah sesuatu yang berarti sebelum mati". Sebuah wejangan singkat yang mampuh menjadi pematik semangat saya untuk melakukan apapun (bermain band, menulis, mendesain, menjaga relasi) hingga detik ini.
Saya bukanlah orang yang hatam membaca semua buku buah tangan Pram. Namun beliau, setidaknya membuat saya menjadi lebih bernyawa dari kisah-kisah hidupnya yang mampuh membuat saya merinding bahkan tak bisa tidur seharian. Ia begitu inspirasional.
Wejangannya yang singkat itu berhasil saya amini. Untuk kemudian tergugah menuliskan sebuah lirik untuk CBA dengan judul "Membakar Diri". Sebuah lagu bertemakan motivasi yang saya tulis justru bukan untuk memotivasi orang lain melainkan saya sendiri. Yah, semacam asupan motivasi intrinsik yang saya siapkan untuk menghadapi rasa pesimistis yang begitu kentara dalam diri.
Yah, saya tipikal orang yang inferior. Selalu tidak pernah percaya pada diri sendiri. Selalu gelisah. Dan tidak banyak yang tau bahwa sebenarnya saya gemar menyendiri. Maka dari itu saya selalu merasa mempunyai sebuah ikatan emosional dengan beberapa nama seperti Kurt Cobain, Nick Drake, River Cuomo, bahkan Jim Morrison meski faktanya kita tidak pernah saling kenal. Namun nama-nama tersebut berhasil bukan hanya saya gilai tapi hormati.
Konyolnya. Saya sempat mevonis diri sendiri mengidap Bipolar Disorder. Namun setelah sharing dengan seorang kawan yang kebetulan mengidap penyakit tersebut. Ternyata BD hanya dibisa divonis jika sudah melewati beberapa kali konsultasi kepada pakar saraf. Sedangkan saya ? Tidak. Mevonis diri dengan modal referensi artikel yang tersebar di Google. Sungguh memalukan. Hahaha...
Tapi sekarang dengan lagu (baca: Membakar Diri) yang saya kultuskan menjadi alarm -pengingat atas rasa inferior dan kegelisahan tersebut ketika tiba. Kini semuanya perlahan membaik. Yah kadang rasa-rasa sialan itu mencari celah dalam setiap benak. Namun berhasil sedikit teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar