Layout untuk Another Space sudah hampir 85%. Besok aku masih harus meliput pesta peluncuran albumnya Banda Neira sebagai tambahan data. Oh yah, apa itu Another Space ? Proyek apa lagi itu ? Another Space adalah fanzine musik yang baru akan akau rintis. Setelah aku kehabisan akal dengan Bungkam Suara, akhirnya aku matikan saja fanzine itu. Aku coba buat lagi, konsepnya mungkin mencolong dari magazine-magazine yang ada. Dan isinya pun cenderung lebih santai dari pada zine lokal kebanyakan, eh lagi pula siapa yang melarang membuat zine dengan kontennya yang santai, memangnya zine itu mesti berat dan politis yah ? Membuat zine (dengan kategori apapun) bagi ku sudah termasuk politis kok :p
Dengan adanya Another Space ini otomatis aktivitas ku bertambah. Semogalah proyek baru ku ini tidak memberatkan proyek ku lainnya. Oh yah, semester 2 ini, perkuliahan ku berantakan. Aku tidak akan mengkambing hitamkan apapun dan siapapun. Aku memang merasa semester ini adalah semester yang harus aku tumbalkan untuk bermalas-malasan. Tapi semester 3 nanti, akan ku bayar lunas semua kebanalan di semester ini.
Balik lagi ke Another Space, awal Juni nanti edisi perdana fanzine ini akan segera tersedia di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Pontianak, Klaten, dan Depok. Dengan menyisikan uang sebesar 5000 rupiah saja kamu berarti telah mendukung apa yang aku lakukan ini. Longlife zine!
Minggu, 26 Mei 2013
Jumat, 24 Mei 2013
Aku adalah semu
Aku begitu nihil
Aku adalah suatu ketiadaan yang tak bermakna
Keras, kosong, dan banal
Adalah sesuatu yang tak pantas disebut
Adalah sesuatu yang tak pantas dilihat
Adalah sesuatu yang tak pantas dijamah
Keras, kosong, dan banal
Aku meringkih...
Aku begitu nihil
Aku adalah suatu ketiadaan yang tak bermakna
Keras, kosong, dan banal
Adalah sesuatu yang tak pantas disebut
Adalah sesuatu yang tak pantas dilihat
Adalah sesuatu yang tak pantas dijamah
Keras, kosong, dan banal
Aku meringkih...
Jumat, 17 Mei 2013
Hari ini mama bilang pada ku, bahwa ia baru saja melihat berita korupsi di tv lagi. Aku hanya menanggapinya dengan "Oh.....". Aku berpikir lain tentang itu. Beberapa tahun terakhir ini, aku sadar televisi banyak memberitakan kasus korupsi tentang kasusnya siapapun. Dan awalnya aku pikir itu bagus, kita perlu tau perkembangan tentang hal ini. Namun kemarin, obrolan singkat ku bersama seorang teman wanita membuka mata ku. Kita bicara tentang masalah warga Batang yang menolak pembangunan PLTU di daerahnya dan beberapa contoh kasus kejahatan korporasi. Aku selalu memperhatikan mimik wajah lawan bicara ku, nampak teman ku ini kurang begitu tertarik dengan pembahasan ini, yang justru bagi ku pembahasan kasus ini penting. Kemudian selang beberapa saat, kita berahli topik dengan membicarakan kasus-kasus korupsi yang terjadi di negri banal ini. Ekspresi mimik yang berbeda serta responsifitas yang tinggi, aku temukan pada obrolan ini. Setelah itu, aku kemudian berpikir. Kenapa ia bisa merespon dua kasus yang sama-sama merugikan rakyat dengan ekspresi yang berbeda ? Aku pikir media berperan besar akan hal ini. Maraknya berita tentang kasus-kasus korupsi di media cetak dan elektronik sepertinya telah membuat bangsa ini lupa bahwa masalah yang sedang terjadi di negaranya bukan hanya korupsi melainkan masih ada beberapa atau jika boleh disebutkan, banyak masalah yang menjangkiti negri ini. Sayangnya media tidak terlalu mengeksposnya, tidak seperti pada kasus-kasus korupsi. Sesekali mereka mengekspos memang, namun dari sudut yang mjustru merugikan rakyat. Contoh seperti seringnya media memberitakan "Bentork warga daerah ini dengan aparat kepolisian karena menolak penggusuran" bagian bentroknya ini yang sering di ekspos oleh media. Media tidak pernah secara ekslusif mengupas tuntas kenapa bentrokan itu bisa terjadi. Ada sesuatu yang janggal disini. Aku jadi teringat dengan statement dosen ekonomi ku yang mengatakan bahwa media itu bisa dikontrol oleh perusahaan/korporasi. Jika begini, dimanakah fungsi media ?
Jumat, 03 Mei 2013
Sedikit lucu belakangan ini. Entah kapan aku selalu berharap hari-hari ku bisa dihabiskan dengan bermalas-malasan didalam kamar: browsing apapun, baca artikel ini dan itu, streaming soundcloud ataupun youtube, atau sekedar tiduran dikamar mendengarkan musik folk. Tapi nyatanya sampai detik ini aku tak bisa melakukan hal tersebut. Tahun ini sudah menghabiskan 4 bulan dan sekarang sedang jalan 5. Secara beruntun, aktifitas demi aktifitas terus menghujani hari-hari ku. Entah sibuk dengan liputan dengan Aspirasi, perkuliahan dengan seantero tugasnya, menulis untuk blogzine hardcore punk ku, melayani permintaan teman untuk dibuatkan design banner/kartu nama/tshirt, menjalin serta memperkuat relasi dengan teman-teman di Kolektif Dhuafa dan teman-teman lainnya, menjalankan rutinitas pacaran konvensional dengan Tiara, bersenang-senang dengan CBA, atau yang paling baru yakni memanage Optical Records serta Little White Apparel. Kadang aku merasa letih sampai aku sudah lupa berapa kali aku harus rela pola tidur ku menjadi berantakan, kondisi tubuh yang naik turun sampai (mungkin) kini menjadi biasa. Yah, mungkin ini semacam balas dendam. Mengingat waktu-waktu sebelumnya aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Kini presentasenya, 70% lebih banyak diluar dan 30% dirumah. Kalau sedang padatnya begini, aku merasa butuh waktu lebih dari sekedar 24 jam sehari. Yah, kalau bisa mungkin ditambah menjadi 30 atau 35 atau 40 mungkin atau yah seterusnya lah.
Meski kadang merasa letih dan menjadikan kondisi tubuh yang naik turun. Aku menikmatinya. Banyak hal yang aku dapat. Aku jadi lebih sering bertemu banyak orang dengan keunikan pada situasi dan kondisinya masing-masing, yang mana dapat diambil hikmah serta dijadikan pelajaran untuk diri sendiri. Tapi kurangnya aku, tidak bisa memanage waktu dengan baik karna padatnya aktifitas formal maupun informal ku. Maka sesekali banyak yang kecewa dengan ku yang ngaret (baca: tidak tepat waktu). Hal ini yang masih aku cari solusinya.
Meski kadang merasa letih dan menjadikan kondisi tubuh yang naik turun. Aku menikmatinya. Banyak hal yang aku dapat. Aku jadi lebih sering bertemu banyak orang dengan keunikan pada situasi dan kondisinya masing-masing, yang mana dapat diambil hikmah serta dijadikan pelajaran untuk diri sendiri. Tapi kurangnya aku, tidak bisa memanage waktu dengan baik karna padatnya aktifitas formal maupun informal ku. Maka sesekali banyak yang kecewa dengan ku yang ngaret (baca: tidak tepat waktu). Hal ini yang masih aku cari solusinya.
Rabu, 01 Mei 2013
Aku muak. Muak pada mereka yang selalu mencoba tampil kritis terhadap dunia didepan banyak orang namun sebenarnya tak ada bedanya dengan apa yang mereka kritisi. Mereka tak benar-benar tau apa yang mereka bicarakan. Hanya tau sedikit, itupun dari leaflet atau obrolan singkatnya entah dengan siapa, tidak mencernanya lagi. Aku muak kenapa orang seperti itu yang mendapatkan reward dari sekitarnya. Pembodohan sedang terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)