Senin, 18 Maret 2013

Kemarin aku dan teman-teman kampus ku berkumpul dalam rangka membicarakan tentang pembuatan Short Movie yang rencananya akan kita garap bersama. Status ku disini sebenarnya tidak terlalu penting. Aku tidak bisa mengoprasionalkan kamera, editing video pun jauh dibawah kata standar (itupun dengan software sederhana), mekanisme membuat film pun aku tak tau, cuman satu yang sedikit bisa aku andalkan yakni menulis naskah. Diawal-awal obrolan aku sudah mengajukan alur cerita tentang seorang mahasiswa yang nakal, drugs addict, namun tak pernah ada kata tidak semangat untuk belajar dan menuntut ilmu di kampus. Alur cerita yang sengaja anti-klimaks dan terkesan amat biasa. Namun, dari situ aku berharap penonton-lah yang dapat menyimpulkan dan mendapatkan klimaksnya sendiri. Sayang alur cerita ku digantikan oleh cerita teman ku. Alur cerita yang menurutku terlalu mainstream: seorang mahasiswi yang melacurkan diri untuk membiayai kuliah dan orang tuanya dikampung. Aku sedikit kesal. Kesal karna membuat alur cerita adalah satu-satunya cara yang membuat ku berguna dalam produksi film tersebut. Aku malas kalau cuma jadi crew-crew nya saja, sebenarnya. Tapi karna ini kerja tim, perlahan aku terima alur cerita teman ku itu. Sedikit kesampingkan egoisme. Namun aku tidak lantas diam. Aku coba untuk terus mengajukan beberapa ide. Baiknya mereka, mereka menerima sedikit ide ku. Yah, meski alur cerita itu bukan murni dari pikiran ku tapi kolektif pikiran anak-anak. Aku senang aku bisa berkontribusi untuk itu. Saat ini semuanya masih dalam tahap pasca-produksi. Semoga film ini berjalan dan segera tayang (entah dimana, mungkin youtube).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar