Rabu, 27 Maret 2013

Tak habis pikir dengan jalan pikirnya. Kita yang dulu sama-sama berbagi secawan kopi, menantang pagi, makan nasi basi bersama, dan selalu berkata "Iya" untuk sesuatu yang kita anggap tak rasional di dunia ini, kini semuanya berbalik 180 derajat.

Mengumbar masalah ke mereka yang tak pernah tau asal usul sejarah adalah suatu kebanalan. Mungkin kau sedang dilanda depresi hebat dan sedang butuh teman cerita disaat seperti ini. Tapi, menceritakan apa yang seharusnya tidak diceritakan bahkan keluar dari konteks perkara adalah sebuah kriminalitas bagi ku. Mengingat kita pernah sempat berpijak pada satu aspal panas kemarin.

Aku hanya berharap mereka tak semudah aku yang begitu terhanyut dalam setiap kata mu yang begitu persuasif. Tak lelahkah kau bersandiwara tentang semua ini ? Tak bosankah kau terus mengumbar cerita pada mereka tentang kita ? Tak ingatkah kau siapa diri mu sebelum saat ini ? Tak berfungsikah otak kecil mu itu ? Wahai TEMAN!

Minggu, 24 Maret 2013

Sejujurnya aku adalah pribadi yang pemalu. Sampai terkadang sifat pemalu ku tersebut di salah tafsirkan oleh orang lain sebagi kesombongan. Semisalnya dalam situasi ramai dan kebetulan aku bertemu dengan kawan lama. Kadang bukan aku tidak mau menyapanya atau justru minta di sapa duluan. Aku justru ragu apakah ia masih ingat atau tidak pada ku. Misalkan tidak malu-lah aku.

Sejujurnya aku adalah pribadi yang tak pernah percaya pada diri sendiri. Aku merasa tidak ada satupun keahlian yang aku punya. Namun, terkadang kalau perasaan minder ku datang, aku selalu berucap "Gua itu keren & hebat. Cuman orang lain malu untuk mengakuinya" dalam hati. Tidak ada maksud untuk merasa superior melainkan cuman untuk membangkitkan kepercayaan diri dalam situasi rumit. Overall, trik tersebut kadang mujarab.
Belakangan ini aku sering berpikir buruk tentang orang-orang disekitar ku. Entah apa penyebabnya. Aku pikir ini semua karena aku kurang istirahat belakangan ini sehingga otak ku malas menelaah kembali apa yang sempat terjadi disekitar ku. Akhir-akhir ini pun aku sedikit lebih sentimen dengan berbagai hal. Aku terus mencoba mengendalikan perasaan tersebut agar tidak berlebihan. Karna yang aku takutkan akan ada banyak orang yang tersinggung dengan sikap serta perkataan ku apabila aku lost control. Terlebih, ke sentimen-an ku tersebut kadang tak terlalu memiliki dasar yang kuat. Delusif!

Sabtu, 23 Maret 2013

Akhirnya band ku bisa mempunyai vidio clip yang di garap secara cukup serius oleh teman-teman dari Rhana Production. Dan video clip ini adalah jawaban dari harapan-harapan ku sebelumnya. Entah apakah ini sudah jalannya atau hanya kebetulan. Hari itu, seorang teman lama yang memang sudah jarang berkomunikasian dengan ku tiba-tiba menghubungi ku melalui Facebook. Dia adalah Satrio, tapi biasa aku panggil Bos -entah kenapa, mungkin postur tubuhnya yang besar layaknya pemimpin perusahaan. Bos bilang, kalau ia sedang menjalankan sebuah usaha jasa fotografi dan videografi bersama teman-temannya. Dia sudah punya banyak sample fotografi sebagai portofolio-nya tapi tidak untuk videografinya. Awalnya ia ingin menggarap video clip untuk bandnya, Dead End, namun karena ada beberapa kendala pada akhirnya CBA lah yang ia pilih sebagai bagian untuk mengisi daftar portofolio videografinya. Aku langsung setuju. Ini bagus, karena bertepatan dengan akan dirilisnya mini album band ku. Seperti band-band "beneran" saja rasanya, mengeluarkan video clip sebagai promosi album barunya. Setelah panjang lebar membahas lagu apa yang akan dipilih, alur cerita, lokasi, pemerannya, serta proses editing yang cukup memakan waktu. Maka video itu pun akhirnya rampung:

Senin, 18 Maret 2013

Kemarin aku dan teman-teman kampus ku berkumpul dalam rangka membicarakan tentang pembuatan Short Movie yang rencananya akan kita garap bersama. Status ku disini sebenarnya tidak terlalu penting. Aku tidak bisa mengoprasionalkan kamera, editing video pun jauh dibawah kata standar (itupun dengan software sederhana), mekanisme membuat film pun aku tak tau, cuman satu yang sedikit bisa aku andalkan yakni menulis naskah. Diawal-awal obrolan aku sudah mengajukan alur cerita tentang seorang mahasiswa yang nakal, drugs addict, namun tak pernah ada kata tidak semangat untuk belajar dan menuntut ilmu di kampus. Alur cerita yang sengaja anti-klimaks dan terkesan amat biasa. Namun, dari situ aku berharap penonton-lah yang dapat menyimpulkan dan mendapatkan klimaksnya sendiri. Sayang alur cerita ku digantikan oleh cerita teman ku. Alur cerita yang menurutku terlalu mainstream: seorang mahasiswi yang melacurkan diri untuk membiayai kuliah dan orang tuanya dikampung. Aku sedikit kesal. Kesal karna membuat alur cerita adalah satu-satunya cara yang membuat ku berguna dalam produksi film tersebut. Aku malas kalau cuma jadi crew-crew nya saja, sebenarnya. Tapi karna ini kerja tim, perlahan aku terima alur cerita teman ku itu. Sedikit kesampingkan egoisme. Namun aku tidak lantas diam. Aku coba untuk terus mengajukan beberapa ide. Baiknya mereka, mereka menerima sedikit ide ku. Yah, meski alur cerita itu bukan murni dari pikiran ku tapi kolektif pikiran anak-anak. Aku senang aku bisa berkontribusi untuk itu. Saat ini semuanya masih dalam tahap pasca-produksi. Semoga film ini berjalan dan segera tayang (entah dimana, mungkin youtube).

Lingkar Labirin #1

Aku ternyata seorang pemimpi ulung. Bahkan aku terjebak disana. Realita memang ku sadari ada. Tapi apakah realita ini serupa takdir ? Entahlah. Terlalu banyak berpikir negatif tentang diri sendiri, sedikit membuat depressed. Seolah-olah aku berpikir apa yang aku perbuat selama ini benar, tak jarang aku justru berpikir sebaliknya. Kompleksitas yang tinggi. Rasanya ingin aku pisahkan ruh dari raga ini. Untuk kemudian membiarkannya berjalan sendiri, aku ingin pantau siapa diri ku sebenarnya. Hahahaha, tapi mana mungkin bisa. Aku lelah mencoba-coba menjadi siapapun. Tapi terkadang menjadi diri sendiri itu tidak mengasyikan. Ah! aku memang pribadi plimplan dan tak pantas menjadi pemimpin. Lagi pula aku juga benci jadi pemimpin. Terlalu menonjol posisinya. Aku benci menjadi pribadi tersorot.

Hari ini aku sedikit melankolia. Ditambah dengan iringan musik dari Joan Baez. Aku tidak ingin beranjak cepat dari situasi seperti ini. Aku sungguh mencoba untuk menikmatinya. Karna ini salah satu fase kehidupan. Tak afdol apabila aku tidak merasakan kegamangan jiwa seperti saat ini.

Jumat, 15 Maret 2013

Energi ku belakangan ini sedang kacau balau. Sering sekali drop. Berulang kali aku harus mengkonsumsi Tolak Angin+Teh manis anget. Tetap saja badan ku cepat letih. Bahkan aku tak punya cukup energi untuk mengupdate berita terbaru dari skena punk lokal dan internasional di blogzine ku, Lemari Kota. Aku benar-benar membutuhkan orang untuk me-backup ku untuk menangani LK disaat kondisi ku seperti ini. Aku sudah selesai menulis eksplanasi lirik CBA dan sudah pula me-layoutnya. Tinggal aku print out. Sialnya, kamar ku ini seakan tak mengizinkan aku beranjak jauh darinya. Aku terlalu dimanja. Dari kemarin, aku sukses bermalas-malasan tak keluar rumah bahkan kamar. Aku sibuk membaca, menonton dvd, mendengarkan musik, menulis, dan berkhayal tentang masa depan (sesuatu yang biasa aku lakukan di saat waktu senggang).
Akhir-akhir ini mama sering cerita tentang teman-temannya yang mendua. Mecoba bermain api dibelakang para suaminya. Mama sempet bilang alasan perbuatan teman-temannya itu. Tapi bagaimana juga, apapun alasannya, tetap salah dimata ku. Aku tak benar setuju dengan perbuatan orang-orang itu. Disamping itu adalah hal yang sebenarnya aku takutkan yakni mama mengikuti jejak mereka. Tapi sejauh ini aku yakin mama bukan tipe orang seperti itu meski bagaimana pun sikap ayah ku dan kondisi keluarga ini.

Kamis, 14 Maret 2013

Aku Benci Sekitar Ku Sekarang

Mampang dewasa ini begitu membosankan sekali. Rasanya ingin ku ratakan saja jika perlu. Bagaimana tidak, daerah yang dulu ku kenal banyak diselimuti kebon-kebon hampir di seluruh sudutnya kini berubah menjadi daerah yang dipadati oleh perumahan-perumahan model jaman sekarang yang cuma ada beberapa unit saja di dalamnya. Kasian anak kecil itu, di usia ku yang sepantaran dengan mereka dulu. Aku bisa berkelana ke kebon-kebon dan bermain bola kaki di lapangan RW.06 ataupun beberapa titik lapangan yang tersebar di berbagai RW. Kini mereka harus rela bermain di pinggiran jalan raya, dalam gang, dan bermain bola di dalam ruangan dengan biaya yang perlu dikeluarkan. Beruntungnya Mampang masih punya satu lapangan, Godam. Godam sekarang pun sebenarnya membosankan. Dulu, dipinggir lapangan masih terdapat pepohonan rindang yang luas. Kini apa itu, berdiri rumah-rumah tak tau diri. Aku muak!

Waktu Untuk Bermalas Ria

Hari ini sebenarnya aku punya janji dengan Fonny untuk membicarakan proyek fanzine kita bersama Nadia dan Pepi di kampus. Sialnya, hari ini aku mendadak malas ke kampus. Aku malah streaming video klip terbarunya Morfem "180 Derajat" dan memutar seluruh album mereka. Rasanya hari ini aku ingin menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan sembari menyelesaikan hutang membaca buku, menulis eksplanasi lirik band ku, dan juga hutang men-desain lyric sheet untuk Acong. Hari ini semestinya aku kuliah. Sial, alarm yang telah ku setting tak berfungsi dengan baik. Alhasil, aku terbangun tepat pada jam kelas selesai. Sudahlah mungkin ini bagian dari takdir. Perihal Fonny, dia tadi sms ku lagi tapi tak sempat ku balas karena tak punya pulsa. Proyek fanzine ini sebenarnya kita rencanakan untuk di bicarakan Weekend lalu. Tapi, entah apa yang menyebabkan Fonny mengulur waktunya bahkan hingga kini aku yang mendadak malas.