Jumat, 11 April 2014

Dia Menemukan, Aku Pudar

Seorang teman baru saja menjadi mualaf beberapa jam yang lalu. Ketika ia bersumpah, entah kenapa aku merinding. Mungkin ada hubungannya dengan kegamangan ku terhadap agama dalam beberapa waktu belakangan ini. Yah, aku sudah mulai tak mempersoalkan lagi agama. Terutama agama yang aku peroleh dari orang tua, islam. Aku tidak membenci agama, aku hanya mencoba menegasikannya saja. Atau kata lainnya adalah mencoba untuk lentur menjalaninya.

Aku berpikir, agama kadang membuat hidup ini menjadi sempit. Banyak hal yang aku tak setuju dengan konsep menganut agama. Seorang kawan ku kehilangan cinta kasihnya hanya karna perbedaan agama dengan pasangannya. Tak sedikit orang tua yang melarang anaknya untuk menerima makanan-minuman dari orang yang berbeda agama dengannya. Agama telah banyak menumpahkan darah jiwa yang tak berdosa. Agama mempersempit pergaulan. Meski kadang aku sadar bahwa itu hanyalah ulah orang-orang kikuk yang mencoba mengatas namakan agama di segala perbuatannya.

Aku terlalu jenuh dengan semua itu. Dengan begitu aku coba menegasikan agama dalam hidup ini. Dan mencoba meredefinisi nya. Aku yakin bahwa agama itu tidaklah kaku. Agama itu lentur. Begitu juga dengan tuhan. Aku percaya bahwa tuhan itu ada. Ia (tuhan) tidak di atas. Aku mulai yakin bahwa ia ada di dalam hati setiap orang yang mempercayainya. Ia selalu mengawasi gerak-gerik ku tanpa harus mencoba mempengaruhi secara lebih raga dan otak ku.

Kondisi seperti ini justru membuat ku mampuh berdamai dalam kondisi apapun. Aku menjadi tidak takut lagi terhadap apapun. Karna aku punya tuhan yang begitu dekat dengan ku.

Dalam kesempatan lain aku akan menuliskan lebih soal ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar