Jumat, 13 Desember 2013

Jika Tak Ada Jalan Keluar. Pada Apa Kita kan Menghindar ?

Melbi masih berputar pada music player di laptop. Album re-anamnesis adalah album mereka yang paling saya suka. Mereka meneduhkan seisi kamar yang mulai tak terurus berkat kesibukan tanpa akhir ini. Beberapa menit lagi saya harus berangkat ke kampus. Hari ini ada acara pelantikan anggota baru LPM Aspirasi di Cisarua dan saya adalah Ketua Pelaksana nya. Dari kemarin saya sibuk mengurus acara tersebut. Bersama teman-teman lainnya, pontang panting menjalankan acara dengan budget yang tak sesuai anggaran. Terlebih kami dihadapkan pada masalah yakni bis yang hingga detik ini belum jelas kabarnya. Buntut dari kelalaian pihak Kampus yang telat memberi tahukan mengenai kebijakan baru soal sewa-menyewa bus -penggunaan bis diutamakan untuk urusan Kampus bukan UKM. Saya dan bagian perlengkapan sudah mengajukan surat peminjaman dari seminggu sebelum hari ini. Dan seketika di cancel kemarin dengan alasan pihak Fakultas Kesehatan ingin menggunakannya untuk kebutuhan praktek. Sebuah berita yang tak enak didengar. Kami semua mengutuk hal tersebut.

"Debu Hologram" milik Melbi masih bersuara. Vokal Ugoran Prasad benar-benar menakjubkan. "Yang kau selalu inginkan dan tak kan pernah dapatkan. Yang kau inginkan tak kan kau dapatkan" begitulah teriaknya. Saya berangkat dengan sejuta persoalan yang tertinggal di Depok. Belum lunasnya uang cetak kaos Aspirasi, membuat saya tidak enak dengan Iyoung. Dan ada satu hal yang membebani saya saat ini, perihal keluarga, adik saya nomer dua khususnya. Ia (adik saya nomer dua) adalah pribadi yang benar-benar tidak memikirkan kami semua -keluarganya. Saya belum cerita pada Mama dan Papa soal hal yang membebani ini karna ini adalah kedua kalinya terjadi. Dan, saya tidak ingin mereka terbebani juga. Saya rasa, masih sanggup menyelesaikannya sendiri, dengan bantuan Tiara tentunya. Yah, Tiara adalah satu-satunya orang yang mengetahui hal ini.

Sejujurnya dengan ada masalah seperti ini, saya malas bertemu banyak orang. Apalagi nanti, saat acara, saya harus berlaga galak di hadapan para junior -itu adalah budaya dari LPM Aspirasi. Saya tidak bisa melampiaskan kekalutan hati ini pada mereka dan memang bukan mereka yang pantas menjadi target pelampiasan. Sejujurnya saya ingin sekali menyendiri dan tak banyak berkomunikasi dengan orang banyak. Tapi terhalang oleh tanggung jawab di organisasi. Saya mencoba bersikap dan belajar memposisikan diri, berharap tidak tercampur segala urusan di dalam kampus dengan di luar kampus. Belajar untuk menyelesaikan masalah satu persatu. Karna saya yakin salah satu poin penting dari berkemanusiaan adalah harus memiliki rasa tanggung jawab. Selesaikan acara ini terlebih dahulu kemudia saya akan menuntaskan segala tanggung jawab lainnya yang tertunda.

"Jika tak ada jalan keluar, pada apa kita kan menghindar ?," teriak Ugor pada lagu berjudul "Requiem". "Dan susunan bahasa yang kau enggan adalah perca yang ingin ku selesaikan," sambungnya. Kini saya siap untuk berangkat. Semoga tiga hari ke depan berlalu dengan amat sangat cepat dan menyenangkan. Saya tak sabar menuntaskan tanggung jawab lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar