Lagi dan lagi, apa yang saya kira baik ternyata belum tentu baik untuk orang lain. Walaupun hal tersebut datang dari niat yang baik pula, nyatanya tetap saja orang lain mampu memaknai berbeda. Yang disayangkan adalah ketidak beranian orang lain untuk menegur secara langsung dan memilih diam atau menjelaskannya ke orang lain juga.
Saya tidak kapok berbuat baik, entah bagaimanapun jadinya lagi.
Saya hanya merasa terlalu polos dalam menyikapi pola hubungan antar-manusia!
Kamis, 08 September 2016
Jumat, 02 September 2016
Menulis itu mudah, tapi tanggung jawabnya yang besar. Terlebih jika menulis untuk kepentingan sebuah media dengan masa pembaca yang tak sedikit. Tentu hal tersebut yang menjadikan menulis bukan sekedar perkara otak-atik aksara dan menjubelkan semua referensi dalam kerangka paragraf semata.
Sebab tulisan bukanlah benda mati, ia bernyawa dan bisa menimbulkan efek samping yang variatif pada pembacanya. Syukur jika dampaknya positif, jika negaatif. Maka penulis-lah yang bertanggung jawab atas kondisi/situasi yang telah diciptakannya berdasarkan tulisannya tersebut.
Aktivitas tulis-menulis, bagi saya, tidak bisa dilakukan di atas kanvas egoisentris. Apalagi jika dilakukan untuk sebuah media massa. Meskipun apapun yang terjadi pasca penulisan tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh penulisnya dan pembaca mempunyai hak konkret terhadap pemaknaan tulisan tersebut.
Saya selalu gelisah setiap kali menulis untuk kepentingan orang banyak. Bolak balik kamar mandi, menghisap rokok lebih cepat, salah tingkah, dan tak bisa diam untuk mencoba tenang. Lain hal jika menulis untuk blog ini, tanpa pikir panjang saya menulis seperti mesin ketik otomatis yang telah di set sedemikian rupa oleh juragannya (dalam hal ini otak saya). Oleh karena itu, blog ini menjadi semacam "pemanasan" setiap kali saya gagap menulis.
Sebab tulisan bukanlah benda mati, ia bernyawa dan bisa menimbulkan efek samping yang variatif pada pembacanya. Syukur jika dampaknya positif, jika negaatif. Maka penulis-lah yang bertanggung jawab atas kondisi/situasi yang telah diciptakannya berdasarkan tulisannya tersebut.
Aktivitas tulis-menulis, bagi saya, tidak bisa dilakukan di atas kanvas egoisentris. Apalagi jika dilakukan untuk sebuah media massa. Meskipun apapun yang terjadi pasca penulisan tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh penulisnya dan pembaca mempunyai hak konkret terhadap pemaknaan tulisan tersebut.
Saya selalu gelisah setiap kali menulis untuk kepentingan orang banyak. Bolak balik kamar mandi, menghisap rokok lebih cepat, salah tingkah, dan tak bisa diam untuk mencoba tenang. Lain hal jika menulis untuk blog ini, tanpa pikir panjang saya menulis seperti mesin ketik otomatis yang telah di set sedemikian rupa oleh juragannya (dalam hal ini otak saya). Oleh karena itu, blog ini menjadi semacam "pemanasan" setiap kali saya gagap menulis.
Langganan:
Postingan (Atom)